Timika (ANTARA) - Bupati Asmat, Papua, Elisa Kambu menyatakan kasus COVID-19 di wilayahnya kini mulai menurun dibanding periode akhir Juni hingga akhir Juli lalu.
"Sekarang ini sudah mulai turun, pasien yang sembuh semakin banyak. Kami berharap kasusnya terus menurun dan kita bisa segera terbebas dari pandemi COVID-19 ini," kata Bupati Elisa Kambu di sela-sela penyerahan bantuan 50 tabung oksigen medis dari PT Freeport Indonesia bertempat di kawasan Light Industrial Park (LIP) Kuala Kencana, Timika, Jumat.
Hingga 19 Agustus 2021, katanya, jumlah kumulatif kasus COVID-19 di Asmat mencapai 1.034 kasus, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 970-an orang.
Saat ini masih tersisa 73 kasus aktif COVID-19 di Asmat. Sebanyak sembilan orang pasien dengan gejala sedang hingga berat dirawat di RSUD Asmat, lima pasien dirawat di puskemas, yaitu dua orang di Puskesmas Atsj, dua orang di Puskesmas Sawaerma dan satu orang di Puskesmas Pantai Kasuari.
Sementara pasien yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 53 orang, dan isolasi terpusat sebanyak 24 orang.
Tingginya penularan COVID-19 pada periode akhir Juni hingga akhir Juli lalu juga memicu tingginya kasus kematian, di mana tercatat 10 orang meninggal akibat terpapar COVID-19 selama periode itu. Secara keseluruhan sejak tahun lalu tercatat 13 orang warga Asmat meninggal akibat terpapar COVID-19.
"Pasien yang meninggal rata-rata punya penyakit bawaan. Penularan COVID-19 ini memang sangat cepat, bahkan ada sembilan distrik di Asmat yang sempat ada kasus, tapi sekarang sebagian besar sudah zona hijau, tersisa tiga distrik ditambah Kota Agats yang masih ada kasus," kata Bupati Kambu.
Kesulitan yang dihadapi Pemkab Asmat, terutama RSUD Asmat saat menghadapi tingginya angka penularan COVID-19 di wilayah itu pada periode akhir Juni hingga akhir Juli lalu, yaitu terbatasnya persediaan oksigen medis.
Sebelumnya, RSUD Asmat selalu rutin mendapatkan pasokan oksigen medis dari Surabaya yang dikirim melalui Timika atau Merauke.
RSUD Asmat juga sudah bisa memproduksi oksigen medis dengan jumlah terbatas yaitu delapan hingga 15 tabung per hari. Namun, karena pasien yang membutuhkan bantuan oksigen meningkat, maka persediaan oksigen medis yang ada tidak cukup.
"Dua bulan terakhir ini memang kami sangat kewalahan mencari oksigen medis, sementara di daerah lain baik di Timika maupun di Merauke juga persediaannya kosong karena pasien COVID-19 juga meningkat," ujarnya.
Bupati Asmat Elisa Kambu dan VP Bidang Hubungan Pemerintah PT Freeport Indonesia Jonny Lingga menandatangani berita acara penyerahan 50 tabung oksigen medis dari PT Freeport Indonesia untuk RSUD Asmat, Jumat (20/8/2021). (ANTARA/Evarianus Supar)
Pemkab Asmat, pada Jumat siang, mendapatkan bantuan 50 tabung oksigen medis ukuran 7 meter kubik dari PT Freeport Indonesia untuk membantu penanganan pasien COVID-19 di RSUD Asmat.
Bupati Kambu berharap tetap mendapatkan bantuan oksigen medis dari PT Freeport Indonesia jika kebutuhan oksigen medis meningkat di RSUD Asmat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan PT Freeport Indonesia atas bantuan yang luar biasa ini semoga menjadi berkat untuk rakyat Papua dan semua orang yang hidup di atas Tanah Papua," ujar Bupati Kambu.*
"Sekarang ini sudah mulai turun, pasien yang sembuh semakin banyak. Kami berharap kasusnya terus menurun dan kita bisa segera terbebas dari pandemi COVID-19 ini," kata Bupati Elisa Kambu di sela-sela penyerahan bantuan 50 tabung oksigen medis dari PT Freeport Indonesia bertempat di kawasan Light Industrial Park (LIP) Kuala Kencana, Timika, Jumat.
Hingga 19 Agustus 2021, katanya, jumlah kumulatif kasus COVID-19 di Asmat mencapai 1.034 kasus, dengan jumlah pasien sembuh sebanyak 970-an orang.
Saat ini masih tersisa 73 kasus aktif COVID-19 di Asmat. Sebanyak sembilan orang pasien dengan gejala sedang hingga berat dirawat di RSUD Asmat, lima pasien dirawat di puskemas, yaitu dua orang di Puskesmas Atsj, dua orang di Puskesmas Sawaerma dan satu orang di Puskesmas Pantai Kasuari.
Sementara pasien yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 53 orang, dan isolasi terpusat sebanyak 24 orang.
Tingginya penularan COVID-19 pada periode akhir Juni hingga akhir Juli lalu juga memicu tingginya kasus kematian, di mana tercatat 10 orang meninggal akibat terpapar COVID-19 selama periode itu. Secara keseluruhan sejak tahun lalu tercatat 13 orang warga Asmat meninggal akibat terpapar COVID-19.
"Pasien yang meninggal rata-rata punya penyakit bawaan. Penularan COVID-19 ini memang sangat cepat, bahkan ada sembilan distrik di Asmat yang sempat ada kasus, tapi sekarang sebagian besar sudah zona hijau, tersisa tiga distrik ditambah Kota Agats yang masih ada kasus," kata Bupati Kambu.
Kesulitan yang dihadapi Pemkab Asmat, terutama RSUD Asmat saat menghadapi tingginya angka penularan COVID-19 di wilayah itu pada periode akhir Juni hingga akhir Juli lalu, yaitu terbatasnya persediaan oksigen medis.
Sebelumnya, RSUD Asmat selalu rutin mendapatkan pasokan oksigen medis dari Surabaya yang dikirim melalui Timika atau Merauke.
RSUD Asmat juga sudah bisa memproduksi oksigen medis dengan jumlah terbatas yaitu delapan hingga 15 tabung per hari. Namun, karena pasien yang membutuhkan bantuan oksigen meningkat, maka persediaan oksigen medis yang ada tidak cukup.
"Dua bulan terakhir ini memang kami sangat kewalahan mencari oksigen medis, sementara di daerah lain baik di Timika maupun di Merauke juga persediaannya kosong karena pasien COVID-19 juga meningkat," ujarnya.
Pemkab Asmat, pada Jumat siang, mendapatkan bantuan 50 tabung oksigen medis ukuran 7 meter kubik dari PT Freeport Indonesia untuk membantu penanganan pasien COVID-19 di RSUD Asmat.
Bupati Kambu berharap tetap mendapatkan bantuan oksigen medis dari PT Freeport Indonesia jika kebutuhan oksigen medis meningkat di RSUD Asmat.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan PT Freeport Indonesia atas bantuan yang luar biasa ini semoga menjadi berkat untuk rakyat Papua dan semua orang yang hidup di atas Tanah Papua," ujar Bupati Kambu.*