Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya,Provinsi Papua mengupayakan pembudidaya ikan air tawar bisa mendapat pendampingan dari tenaga ahli pengembangan ikan.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Jayawijaya, Lamberth Hesegem saat di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengatakan budi daya ikan merupakan hal baru bagi masyarakat di wilayah pegunungan Papua.

"Sebenarnya kami membutuhkan tenaga pendamping perikanan. Setiap tahun saya usulkan tetapi hal belum bisa diakomodasi. Perikanan ini sebenarnya untuk orang gunung ini budaya yang baru," katanya.

Ia memastikan budi daya perikanan tidak semudah budidaya ternak babi yang sudah menjadi aktivitas turun temurun nenek moyang masyarakat Pegunungan Tengah Papua.

"Tetapi kalau dari babi lalu kemudian disuruh pelihara sapi, ini juga perlu ada bimbingan, kambing, ayam, ini perlu ada bimbingan, apalagi ikan," katanya.

Sambil mengusulkan perekrutan tenaga pendamping perikanan untuk mengawal masyarakat, pihaknya berupaya memberikan pendampingan sebisanya kepada masyarakat.

"Anak-anak daerah yang sudah selesai sekolah di Sorong (sekolah perikanan), ini banyak dan bisa dimanfaatkan tetapi sampai sekarang belum jawab, mungkin karena formasi tetapi juga sesuai kemampuan keuangan," katanya.

Budidaya ikan di wilayah tersebut merupakan hal baru, sehingga tidak jarang ditemui pemilik kolam ikan sulit mengembangkan usahanya.

"Kita bisa lihat, orang mengaku punya kolam dan ketika kita kasih bantuan bibit, dia hanya lepas saja ke dalam kolam dan tidak bisa periksa ikan ini kapan harus dikasih kawin, kapan tetas, apalagi mau membedakan ikan jantan dan betina," katanya.


Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024