Timika (ANTARA) - Persediaan beras di gudang Bulog Timika, Papua saat ini cukup menipis, hanya untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan September.
Kepala Cabang Pembantu Bulog Timika Dedi Rachman di Timika, Rabu, mengatakan persediaan beras di gudang Bulog Timika kini tersisa 700 ton hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan September.
"Stok yang ada memang kurang, nanti akan ada tambahan stok melalui pengiriman beras dari Merauke. Ada juga sebagian dari Jawa Timur, namun terbanyak dari Merauke karena jaraknya cukup dekat dari Timika," kata Dedi.
Menurut dia, kebutuhan beras Bulog di Timika setiap bulan sekitar 700-an ton untuk jatah ASN Pemkab Mimika dan Pemkab Puncak, TNI dan Polri.
Khusus untuk pengiriman beras ke Kabupaten Puncak ditangani oleh PD Irian Bakti.
Selain itu, beras yang dipasok ke Timika juga untuk menunjang kebutuhan di Kantor Cabang Pembantu Wamena, Jayawijaya.
Hampir setiap hari selalu ada penerbangan pesawat kargo boeing dari Timika ke Wamena untuk mengangkut beras.
Menyinggung tentang penyaluran beras dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak, Dedi mengatakan hal itu sudah terealisasi seluruhnya pada bulan Juli dan awal Agustus lalu.
"Kami dari Bulog hanya menyiapkan berasnya saja, sementara untuk pendistribusian sampai ke tangan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ditangani oleh transportir, dalam hal ini yaitu PT DNR. Setiap KPM menerima hanya satu kali penyaluran dengan alokasi 10 kilogram," ujar Dedi.
Selain menyediakan beras dengan standar medium, Bulog Timika juga menyediakan gula pasir curah dalam kemasan karung 50 kilogram, dengan stok yang tersedia saat ini sebanyak 25 ton.
Dedi mengatakan penyaluran gula curah melalui kerja sama dengan Rumah Pangan Kita (RPK). Sebagian distributor sembako di Timika juga membeli gula pasir curah dari Bulog untuk dijual kembali ke masyarakat.
Kepala Cabang Pembantu Bulog Timika Dedi Rachman di Timika, Rabu, mengatakan persediaan beras di gudang Bulog Timika kini tersisa 700 ton hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan September.
"Stok yang ada memang kurang, nanti akan ada tambahan stok melalui pengiriman beras dari Merauke. Ada juga sebagian dari Jawa Timur, namun terbanyak dari Merauke karena jaraknya cukup dekat dari Timika," kata Dedi.
Menurut dia, kebutuhan beras Bulog di Timika setiap bulan sekitar 700-an ton untuk jatah ASN Pemkab Mimika dan Pemkab Puncak, TNI dan Polri.
Khusus untuk pengiriman beras ke Kabupaten Puncak ditangani oleh PD Irian Bakti.
Selain itu, beras yang dipasok ke Timika juga untuk menunjang kebutuhan di Kantor Cabang Pembantu Wamena, Jayawijaya.
Hampir setiap hari selalu ada penerbangan pesawat kargo boeing dari Timika ke Wamena untuk mengangkut beras.
Menyinggung tentang penyaluran beras dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kabupaten Mimika dan Kabupaten Puncak, Dedi mengatakan hal itu sudah terealisasi seluruhnya pada bulan Juli dan awal Agustus lalu.
"Kami dari Bulog hanya menyiapkan berasnya saja, sementara untuk pendistribusian sampai ke tangan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) ditangani oleh transportir, dalam hal ini yaitu PT DNR. Setiap KPM menerima hanya satu kali penyaluran dengan alokasi 10 kilogram," ujar Dedi.
Selain menyediakan beras dengan standar medium, Bulog Timika juga menyediakan gula pasir curah dalam kemasan karung 50 kilogram, dengan stok yang tersedia saat ini sebanyak 25 ton.
Dedi mengatakan penyaluran gula curah melalui kerja sama dengan Rumah Pangan Kita (RPK). Sebagian distributor sembako di Timika juga membeli gula pasir curah dari Bulog untuk dijual kembali ke masyarakat.