Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua memastikan sebagian warganya kini lebih bergantung kepada bahan makanan beras dibandingkan dengan jenis umbi-umbian yang merupakan pangan lokal khas di daerah setempat.

Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi di Wamena, Jum'at, mengatakan, Pemkab Jayawijaya terus mendorong warga sehingga tidak terus bergantung kepada beras yang bukan pangan lokal wilayah ini.

"Ketergantungan masyarakat asli Jayawijaya terhadap nasi itu lebih tinggi terhadap kita punya hipere (ubi jalar). Akhirnya lokasi kebun itu rumput tinggi karena tidak ada yang kerja kebun,"ungkap Wabup.

Ia mencontohkan beberapa tahun silam ketika masyarakat menyelenggarakan sebuah acara, pasti disediakan ubi jalar walaupun sudah ada nasi. Hal ini dilakukan sebab warga tidak merasa kenyang jika hanya mengkonsumsi nasi.

"Dahulu kita sudah makan nasi banyak pada acara itu, tetapi rasanya perut masih kosong jadi kita harus tambah lagi dengan hipere (ubi), tetapi sekarang terbalik. Sekarang sekalipun kita makan hipere besar-besar, kalau tidak makan nasi rasanya perut belum kenyang. Ini perubahan perilaku hidup,"katanya.

Ia menginstruksikan 328 kepala kampung di 40 distrik memanfaatkan separuh dari dana desa yang diterima untuk pengembangan pangan lokal.

Sebelumnya pemerintah terus memberikan bantuan peralatan pertanian seperti sekop, parang dan linggis untuk masyarakat.

"Sekarang kalau ada warga yang minta peralatan kerja seperti sekop, saya tidak akan lagi bantu. Kalau ada usulan permohonan alat kerja, saya kembalikan ke kepala kampung karena ada dana kampung," katanya. 


Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024