Biak (ANTARA) - Aparat TNI Posramil 1708-02/BU-Warsa Sertu Melkianus Nap melaksanakan komunikasi sosial membantu secara langsung warga kampung Karmon Distrik Yawosi Kabupaten Biak Numfor, Papua mengolah tanaman sagu sebagai konsumsi pangan lokal di masyarakat setempat.
"Sagu merupakan salah satu makanan pokok pengganti beras, meskipun di daerah Kabupaten Biak numfor masih dominan menggunakan beras untuk kebutuhan makan sehari-hari, tetapi produksi sagu masih banyak dilakukan untuk diolah menjadi ragam jajanan kuliner lokal,"ungkap Sertu Melkianus dalam keterangan diterima Rabu.
Sertu MelkIanus mengakui, proses pengolahan sagu milik warga binaan keluarga Derek Brabar sebagai proses embelajaran bersama tentang proses pengolahan tanaman sagu.
"Ternyata dalam pengolahan sagu membutuhkan waktu dan proses panjang. Apa yang saya lakukan ini untuk beradaptasi dengan lingkungan dan sebagai Babinsa saya harus bisa menyesuaikan diri dengan kegiatan masyarakat, ungkap Babinsa.
Sementara itu, warga penokok sagu kampung Karmon Derek Brabar mengakui, ia sangat senang dan terbantu dengan adanya aparat TNI yang bersedia membantu mengolah tanaman sagu.
"Saya sangat mengapresiasi keberadaan dan bantuan Babinsa. Kami sebagai warga sangat senang dengan apa yang dilakukan Babinsa, yang mau peduli dan mengetahui adat istiadat serta pekerjaan yang dilakukan warga masyarakatnya, termasuk membantu dalam proses pengolahan sagu ini,"ungkap Derek Brabar, salah seorang penokok tanaman sagu.
Keterlibatan aparat TNI dalam mengolah sagu bersama masyarakat merupakan wujud nyata dari kebijakan nyata untuk mendukung keanekaragaman ketahanan pangan lokal Papua.
"Sagu merupakan salah satu makanan pokok pengganti beras, meskipun di daerah Kabupaten Biak numfor masih dominan menggunakan beras untuk kebutuhan makan sehari-hari, tetapi produksi sagu masih banyak dilakukan untuk diolah menjadi ragam jajanan kuliner lokal,"ungkap Sertu Melkianus dalam keterangan diterima Rabu.
Sertu MelkIanus mengakui, proses pengolahan sagu milik warga binaan keluarga Derek Brabar sebagai proses embelajaran bersama tentang proses pengolahan tanaman sagu.
"Ternyata dalam pengolahan sagu membutuhkan waktu dan proses panjang. Apa yang saya lakukan ini untuk beradaptasi dengan lingkungan dan sebagai Babinsa saya harus bisa menyesuaikan diri dengan kegiatan masyarakat, ungkap Babinsa.
Sementara itu, warga penokok sagu kampung Karmon Derek Brabar mengakui, ia sangat senang dan terbantu dengan adanya aparat TNI yang bersedia membantu mengolah tanaman sagu.
"Saya sangat mengapresiasi keberadaan dan bantuan Babinsa. Kami sebagai warga sangat senang dengan apa yang dilakukan Babinsa, yang mau peduli dan mengetahui adat istiadat serta pekerjaan yang dilakukan warga masyarakatnya, termasuk membantu dalam proses pengolahan sagu ini,"ungkap Derek Brabar, salah seorang penokok tanaman sagu.
Keterlibatan aparat TNI dalam mengolah sagu bersama masyarakat merupakan wujud nyata dari kebijakan nyata untuk mendukung keanekaragaman ketahanan pangan lokal Papua.