Jayapura (ANTARA) - Peralatan senam yang digunakan dalam perhelatan PON XX Papua yang digelar di Istora Papua Bangkit diharapkan bisa menjadi investasi jangka panjang tidak hanya sebagai sarana fisik berstandar internasional tapi juga bisa menghasilkan talenta- talenta baru untuk senam khususnya dari Indonesia bagian timur.

Hal itu mengingat alat- alat yang digunakan dalam PON Papua sudah berstandar tinggi mengikuti standar FIG (Federation Internationale de Gymastique).

“Saya sih berharap Papua bisa (memanfaatkan alat yang digunakan dalam PON). Ini harus memikirkan siapa yang mengelola (alat senam), siapa yang membina (calon atlet), ini harus dipikirkan,” kata Negaka Jauhari yang merupakan pelatih senam ritmik DKI Jakarta di Istora Papua Bangkit, Jumat.

Wanita yang juga dikenal sebagai ibu dari senam ritmik di Indonesia itu berkaca pada daerah- daerah yang langganan menjadi tuan rumah untuk perhelatan PON karena berhasil menjaga fasilitas dan memanfaatkannya sebagai sarana mencetak talenta- talenta baru khususnya di senam ritmik.

Ia menyebutkan kehadiran alat-alat berstandar FIG dapat juga membantu regenerasi pesenam- pesenam hebat di Indonesia sehingga bisa mendorong lebih banyak prestasi dari olahraga senam.

“Saat ini yang sudah ada tempat latihan di daerah itu ada di Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, ada juga Jawa Timur. Itu semua adalah lokasi eks-PON. Nah Papua juga harus bisa menjaga dan menggunakan itu untuk menghasilkan pesenam baru,” kata Negaka.

Sebelumnya, pesenam artistik putra Abiyu Rafi juga menyampaikan pendapat yang serupa dengan Negaka.

Ia berharap alat- alat senam bertaraf internasional yang digunakan dalam PON Papua bisa dimaksimalkan sebagai investasi jangka panjang menjaring atlet- atlet di kawasan timur Indonesia khususnya di Bumi Cendrawasih.

“Tentu ini harus digunakan untuk mencari bibit di Papua, jangan sampai hanya digudangkan. Sayang dibiarin, tentu ini bisa jadi bibit unggul,” ujar pria yang mempersembahkan emas untuk Papua dari senam artistik nomor lantai, Senin (6/10).
 


Pewarta : Livia Kristianti
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024