Magelang (ANTARA) - Budayawan Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengemukakan seniman menjalani kehidupan di tengah pandemi COVID-19 dengan tetap produktif berkarya sehingga waktu, ilmu, dan kemampuan menjadi berkah bagi diri dan orang lain.
"Saya mendoakan semua kita berkah, dalam pengertian kita mempunyai apa pun bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain," katanya ketika pembukaan pameran seni rupa bertajuk "Potret" karya budayawan, penyair, dan pelukis Goenawan Mohamad di Museum OHD Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu petang.
Pameran selama 24 Oktober 2021 hingga 28 Februari 2022 di museum milik kolektor lukisan dan seni rupa dokter Oei Hong Djien itu dengan kurator Wahyudin. Pameran mengusung 38 lukisan di kanvas pelbagai ukuran buatan 2018-2021, satu objek instalasi, tujuh boneka Den Kisot dkk., satu video rekaman pertunjukan, satu video wawancara, 107 gambar di kertas dalam bingkai perlbagai ukuran dan puluhan gambar di kertas dalam tujuh meja kaca karya sekitar lima tahun belakangan. Pameran itu juga dalam rangkaian HUT Ke-80 Goenawan Mohamad. Goenawan Mohamad kelahiran Batang, 29 Juli 1941.
Pembukaan pameran "Potret" oleh pelukis Joko Pekik (Yogyakarta), antara lain dihadiri budayawan Romo Sindhunata, Romo Muji Sutrisno, Sutanto Mendut, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, para pelukis, perupa, pecinta seni budaya di Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya.
Pada kesempatan tersebut, Gus Mus yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu, mencontohkan tentang pelukis Joko Pekik yang banyak melahirkan karya di tengah pandemi dan Sutanto Mendut --terutama dengan Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang yang dikelolanya-- melakukan banyak kegiatan seni budaya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Entah berapa lukisan yang telah dibuat oleh Pak Joko Pekik dalam waktu pandemi, kalau Mas Gun (Goenawan Mohamad, red.) bisa kita lihat nanti (dalam pameran, red.), Tanto Mendut dalam pandemi justru produktif sekali, melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat," ujar Gus Mus yang juga penyair itu.
Ia mengemukakan pentingnya setiap orang memanfaatkan kesempatan apa pun sebaik mungkin untuk berkarya bagi diri dan masyarakat.
Melalui pameran karya seni rupa "Potret", kata dia, Goenawan Mohamad memberikan keindahan kepada masyarakat.
"Sekarang ini, beliau (Goenawan Mohamad, red.) memberikan kepada kita, sesuai hasil ciptaan beliau, keindahan-keindahan yang dipersembahkan kepada kita, kepada masyarakat. Kita berhutang rasa kepada beliau," katanya.
Budayawan, sastrawan, dan pelukis Goenawan Mohamad (kanan) duduk berdampingan dengan pelukis Joko Pekik (kiri) dalam pembukaan pameran "Potret" di Museum OHD Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (23/12/2021). (ANTARA/Hari Atmoko)
Ia mengemukakan bahwa esensi dari seni adalah keindahan, sedangkan setiap orang memiliki kepekaan dan rasa seni.
"Mestinya semua orang mempunyai seni, mempunyai 'sense of' (kepekaan) seni. Sama dengan orang mempunyai apa, bisa diasah menjadi pandai, ada yang diasah jadi tidak pandai. Dalam hal seni itu juga begitu, kita punya rasa seni, kalau diasah itu menjadi seniman, paling tidak menjadi pengamat seni, pecinta seni," kata dia.
Goenawan Mohamad mengaku berbahagia mendapat kesempatan memamerkan karyanya di Museum OHD Kota Magelang yang prestisius itu, sekaligus kangen-kangenan dengan kawan-kawannya.
Ia mengaku menghasilkan karya seni rupa karena krentek, terlebih selama pandemi yang membuatnya tidak banyak keluar rumah guna menghindari penularan COVID-19.
"Selama pandemi 'ora ono gawean' (tidak ada pekerjaan). (Saya, red.) 'nggambar' (melukis) kalau ada krentek saja," katanya.
Wahyudin mengatakan selama lima tahun terakhir, sejak memasuki gelanggang seni rupa Indonesia sebagai perupa pada 2016, Goenawan Mohamad melahirkan sekitar 500 karya kertas dan 100 lukisan di kanvas.
Selain itu, sekitar 200 karya kolaborasi yang telah diperhelatkan dalam 10 ekshibisi solo di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Magelang, tiga pameran grup di Jakarta, Semarang, dan Magelang, serta dua pergelaran duo dengan perupa Hanafi dalam 57x76 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dan Komaneka Art Gallery, Bali. Dari sekitar 800 karya tersebut, 99 persen berpokok perupaan potret manusia, binatang, wayang, dan makhluk antah-berantah.
Wali Kota Nur Aziz mengemukakan dukungan bagi kehidupan dan pengembangan kegiatan seni budaya di daerah itu.
"Saya mendoakan semua kita berkah, dalam pengertian kita mempunyai apa pun bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain," katanya ketika pembukaan pameran seni rupa bertajuk "Potret" karya budayawan, penyair, dan pelukis Goenawan Mohamad di Museum OHD Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu petang.
Pameran selama 24 Oktober 2021 hingga 28 Februari 2022 di museum milik kolektor lukisan dan seni rupa dokter Oei Hong Djien itu dengan kurator Wahyudin. Pameran mengusung 38 lukisan di kanvas pelbagai ukuran buatan 2018-2021, satu objek instalasi, tujuh boneka Den Kisot dkk., satu video rekaman pertunjukan, satu video wawancara, 107 gambar di kertas dalam bingkai perlbagai ukuran dan puluhan gambar di kertas dalam tujuh meja kaca karya sekitar lima tahun belakangan. Pameran itu juga dalam rangkaian HUT Ke-80 Goenawan Mohamad. Goenawan Mohamad kelahiran Batang, 29 Juli 1941.
Pembukaan pameran "Potret" oleh pelukis Joko Pekik (Yogyakarta), antara lain dihadiri budayawan Romo Sindhunata, Romo Muji Sutrisno, Sutanto Mendut, Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz, para pelukis, perupa, pecinta seni budaya di Magelang, Yogyakarta, dan sekitarnya.
Pada kesempatan tersebut, Gus Mus yang juga pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu, mencontohkan tentang pelukis Joko Pekik yang banyak melahirkan karya di tengah pandemi dan Sutanto Mendut --terutama dengan Komunitas Lima Gunung Kabupaten Magelang yang dikelolanya-- melakukan banyak kegiatan seni budaya yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Entah berapa lukisan yang telah dibuat oleh Pak Joko Pekik dalam waktu pandemi, kalau Mas Gun (Goenawan Mohamad, red.) bisa kita lihat nanti (dalam pameran, red.), Tanto Mendut dalam pandemi justru produktif sekali, melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat," ujar Gus Mus yang juga penyair itu.
Ia mengemukakan pentingnya setiap orang memanfaatkan kesempatan apa pun sebaik mungkin untuk berkarya bagi diri dan masyarakat.
Melalui pameran karya seni rupa "Potret", kata dia, Goenawan Mohamad memberikan keindahan kepada masyarakat.
"Sekarang ini, beliau (Goenawan Mohamad, red.) memberikan kepada kita, sesuai hasil ciptaan beliau, keindahan-keindahan yang dipersembahkan kepada kita, kepada masyarakat. Kita berhutang rasa kepada beliau," katanya.
Ia mengemukakan bahwa esensi dari seni adalah keindahan, sedangkan setiap orang memiliki kepekaan dan rasa seni.
"Mestinya semua orang mempunyai seni, mempunyai 'sense of' (kepekaan) seni. Sama dengan orang mempunyai apa, bisa diasah menjadi pandai, ada yang diasah jadi tidak pandai. Dalam hal seni itu juga begitu, kita punya rasa seni, kalau diasah itu menjadi seniman, paling tidak menjadi pengamat seni, pecinta seni," kata dia.
Goenawan Mohamad mengaku berbahagia mendapat kesempatan memamerkan karyanya di Museum OHD Kota Magelang yang prestisius itu, sekaligus kangen-kangenan dengan kawan-kawannya.
Ia mengaku menghasilkan karya seni rupa karena krentek, terlebih selama pandemi yang membuatnya tidak banyak keluar rumah guna menghindari penularan COVID-19.
"Selama pandemi 'ora ono gawean' (tidak ada pekerjaan). (Saya, red.) 'nggambar' (melukis) kalau ada krentek saja," katanya.
Wahyudin mengatakan selama lima tahun terakhir, sejak memasuki gelanggang seni rupa Indonesia sebagai perupa pada 2016, Goenawan Mohamad melahirkan sekitar 500 karya kertas dan 100 lukisan di kanvas.
Selain itu, sekitar 200 karya kolaborasi yang telah diperhelatkan dalam 10 ekshibisi solo di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, dan Magelang, tiga pameran grup di Jakarta, Semarang, dan Magelang, serta dua pergelaran duo dengan perupa Hanafi dalam 57x76 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta dan Komaneka Art Gallery, Bali. Dari sekitar 800 karya tersebut, 99 persen berpokok perupaan potret manusia, binatang, wayang, dan makhluk antah-berantah.
Wali Kota Nur Aziz mengemukakan dukungan bagi kehidupan dan pengembangan kegiatan seni budaya di daerah itu.