Wamena (ANTARA) - Pelatihan dasar (latsar) untuk calon aparatur sipil negara (CASN) di kabupaten dan kota se-Papua dilakukan secara klasikal karena terkendala layanan internet yang kurang memadai.
Kepala Bidang Kepamong Prajaan dan Kepemimpinan Prajabatan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua Rasfel Tabuni saat di Wamena, Senin, mengatakan belum semua kabupaten di Papua telah menyelenggarakan latsar bagi CASN.
"Mengingat kondisi daerah, geografis, ada yang tidak memiliki internet sehingga kebanyakan klasikal. Khususnya di Papua kita tidak pakai online," katanya.
Karena dilakukan secara klasikal, latsar yang sedang berlangsung di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua tidak dipantau langsung oleh pemerintah pusat maupun daerah secara daring.
"Kalau dilakukan online, itu langsung dimonitor dari pusat, provinsi apa yang dilaksanakan di kabupaten kota, tetapi karena yang dialami 29 kabupaten/kota itu kesulitan internet, jaringan tidak memungkinkan," katanya.
Walaupun latsar sekarang mengharuskan tatap muka antara peserta dan pengajar, BPSDM mengimbau pemerintah kabupaten dan kota mengutamakan penerapan protokol pencegahan COVID-19.
"Klasikal itu seperti yang sekarang dilakukan, tatap muka tetapi boleh pulang. Tetapi jaga kesehatan itu penting," katanya.
Belum semua kabupaten di Provinsi Papua telah menyelenggarakan latsar bagi CASN yang lolos formasi penerimaan Tahun 2018 lalu. Beberapa di antara sejumlah kabupaten yang sudah menyelenggarakan latsar adalah Kota Jayapura, Kabupaten Biak Numfor, Jayawijaya, Merauke, Boven Digoel serta Kabupaten Puncak Jaya.
"Keseluruhan 20 kabupaten kota sudah jalan dan sebagian belum. Perkiraan karena COVID sehingga bisa tunggu sampai Tahun 2022. Tahun depan bisa karena mengingat kondisi daerah," katanya.
Kepala Bidang Kepamong Prajaan dan Kepemimpinan Prajabatan di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Papua Rasfel Tabuni saat di Wamena, Senin, mengatakan belum semua kabupaten di Papua telah menyelenggarakan latsar bagi CASN.
"Mengingat kondisi daerah, geografis, ada yang tidak memiliki internet sehingga kebanyakan klasikal. Khususnya di Papua kita tidak pakai online," katanya.
Karena dilakukan secara klasikal, latsar yang sedang berlangsung di sejumlah kabupaten di Provinsi Papua tidak dipantau langsung oleh pemerintah pusat maupun daerah secara daring.
"Kalau dilakukan online, itu langsung dimonitor dari pusat, provinsi apa yang dilaksanakan di kabupaten kota, tetapi karena yang dialami 29 kabupaten/kota itu kesulitan internet, jaringan tidak memungkinkan," katanya.
Walaupun latsar sekarang mengharuskan tatap muka antara peserta dan pengajar, BPSDM mengimbau pemerintah kabupaten dan kota mengutamakan penerapan protokol pencegahan COVID-19.
"Klasikal itu seperti yang sekarang dilakukan, tatap muka tetapi boleh pulang. Tetapi jaga kesehatan itu penting," katanya.
Belum semua kabupaten di Provinsi Papua telah menyelenggarakan latsar bagi CASN yang lolos formasi penerimaan Tahun 2018 lalu. Beberapa di antara sejumlah kabupaten yang sudah menyelenggarakan latsar adalah Kota Jayapura, Kabupaten Biak Numfor, Jayawijaya, Merauke, Boven Digoel serta Kabupaten Puncak Jaya.
"Keseluruhan 20 kabupaten kota sudah jalan dan sebagian belum. Perkiraan karena COVID sehingga bisa tunggu sampai Tahun 2022. Tahun depan bisa karena mengingat kondisi daerah," katanya.