Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini tinjau pengerjaan enam kapal cepat (speedboat) untuk sarana transportasi warga Papua saat mengunjungi kampus Fakultas Teknik Universitas Cendrawasih, Jumat (12/11).

Kapal hasil kolaborasi dua kampus yakni Universitas Cendrawasih dan Institut Sepuluh November Surabaya (ITS) tidak lepas dari inisiasi Risma dalam menjawab sulitnya akses masyarakat Papua dengan geografis banyak berupa gunung, sungai dan laut.

"Selama ini waktu tempuh dari Mamberamo ke Sentani membutuhkan waktu dua hari, karena kondisi sungai yang berkelok-kelok. Dengan kapal ini diharapkan bisa lebih cepat," kata Risma dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hadir dalam kesempatan tersebut Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, dan tim pembuat kapal. Risma didampingi Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Staf Khusus Menteri.

Risma dan Muhadjir menyaksikan kapal yang sudah hampir selesai di halaman belakang kampus. Pada tahap awal, kapal diproduksi sebanyak enam unit.

"Satu kapal untuk keperluan menjemput anak sekolah. Lalu lima unit untuk dikelola Yayasan Kristen Indonesia di Papua," kata Risma. Tujuan pembuatan kapal ini adalah untuk meningkatkan aksesibilitas dan perputaran ekonomi masyarakat setempat.Pembuatan kapal juga atas dasar permintaan masyarakat dan tokoh lokal.

Dalam kunjungan beberapa bulan sebelumnya, tokoh Papua yang diwakili Pendeta Lipiyus Biniluk, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua, mengatakan kepada Risma bahwa warga perlu meningkatkan akses transportasi air, terutama melalui sungai. Ini karena transportasi air dinilai paling efektif menunjang aktivitas sehari-hari dan ekonomi masyarakat.

Atas permintaan tersebut, Risma merespon dengan cepat dan menggelar pertemuan dengan pimpinan ITS. Pembuatan kapal dilakukan dengan bersinergi dengan Uncen dan melibatkan para pemuda Papua.

"Tujuannya supaya terjadi transfer teknologi dan masyarakat Papua bisa menguasai teknologi," kata dia.

Dengan proses pembuatan kapal yang telah mencapai tahap akhir, Risma secara berkelakar melihatnya sebagai kado ulang tahun bagi ITS dan Uncen yang sama-sana berdiri pada tanggal 10 November.

Model sinergi dalam pembahasan kapal akan diberlakukan juga untuk daerah lain. Kesempatan berikutnya akan diberikan kepada daerah-daerah lain di Papua.

Bantuan kapal dari Kementerian Sosial tidak berdiri sendiri dan bukan proyek yang terputus. Risma memastikan akan terus mengawal sampai penerima bantuan bisa mandiri.

"Kemensos tidak akan meninggalkan mereka, kami akan terus mengawal. Nanti kalau hasil tangkapan ikan mereka bagus tentu harus dikelola dengan manajemen yang baik. Maka mereka harus membentuk koperasi. Koperasi itu nanti juga akan mengelola barang kebutuhan pokok," kata dia.

Risma memastikan pemerintah melalui Kementerian Sosial akan membantu daerah di Papua dengan disesuaikan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Seperti Puncak Jaya tidak diberikan kapal namun akan diberikan bantuan GESITS yakni motor dengan tenaga baterai.

Atas bantuan Mensos, Ketua FKUB Papua Pendeta Lipiyus Biniluk menyampaikan apresiasi kepada Mensos. "Daerah terpencil di Papua hanya bisa diakses melalui udara atau sungai. Jadi bantuan kapal ini merupakan jawaban yang tepat," kata Lipiyus.

Rektor Uncen Apolo Safanpo menyampaikan terima kasih kepada Mensos karena menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat setempat. Uncen memastikan akan berkomitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia Papua.

Dalam kesempatan tersebut, diserahkan secara simbolis bantuan pemberdayaan sosial kepada lima lembaga sebesar Rp29.067.751.030.

Lima lembaga tersebut adalah Yayasan Mega Education, Koperasi Papua Alom, Badan Pekerja Klasis Asmat GKI Papua, Universitas Cendrawasih, Koperasi Mamberamo Raya Bersinar, Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.

Diserahkan pula bantuan program rehabilitasi sosial kepada 539 orang dengan nilai Rp1.006.825.500. Bantuan berupa bantuan ATENSI, bantuan kewirausahaan, bantuan aksesibilitas dan bantuan kebutuhan dasar.

Bantuan merupakan kontribusi dari Balai Wirajaya Makassar, Balai Gau Mabaji Gowa, Balai Toddopuli Makassar, Loka Minaula Kendari dan Loka KP Napza Pangurangi Takalar. Dengan demikian total bantuan Kemensos yang diserahkan hari ini mencapai Rp30.074.576.530.
  Produksi kapal cepat untuk sarana transportasi warga Papua di Universitas Cendrawasih Papua, Jumat (12/11/2021). (ANTARA/HO-Kemensos)

Pewarta : Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024