Timika (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Mimika, Papua menyatakan persediaan bahan pangan hewan atau daging untuk kebutuhan masyarakat menghadapi Natal dan Tahun Baru 2022 sangat mencukupi sehingga diharapkan tidak ada kelangkaan yang memicu kenaikan harga.
"Stok daging ayam, daging sapi dan telur ayam mencukupi untuk menghadapi perayaan Natal hingga Tahun Baru. Bahkan sejak PON XX lalu sampai sekarang kami tidak mengalami kekurangan stok daging dan telur," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Mimika Drh Sabelina Fitriani di Timika, Sabtu.
Guna memenuhi kebutuhan daging ayam dan daging sapi di wilayah Timika dan sekitarnya, hingga kini Mimika masih mengandalkan pasokan dari Surabaya lantaran produksi lokal masih sedikit.
Sedangkan untuk telur ayam, seluruhnya mengandalkan produksi lokal dengan total produksi per hari mencapai 13,4 ton.
Sabelina mengatakan hingga kini Disnak Mimika masih melarang masuknya telur ayam dari luar guna melindungi kelangsungan usaha peternak di Mimika.
"Sampai sekarang masih ada kebijakan proteksi telur dari luar, kalau tidak berarti telur lokal tidak bisa bersaing dengan telur dari luar. Persoalan utamanya yaitu harga pakan naik terus sehingga biaya produksi pasti akan meningkat," jelasnya.
Sesuai kesepakatan antara pihak Disnak dengan Himpunan Peternak Unggas Mimika beberapa waktu lalu, harga jual telur ayam lokal per rak Rp55 ribu.
Disnak Mimika berharap harga jual telur lokal di Mimika tidak akan mengalami lonjakan harga selama pariode Natal hingga Tahun Baru 2022. Apalagi telur produksi lokal di Mimika sebagian dikirim ke beberapa kabupaten tetangga di wilayah pedalaman Papua.
"Stok daging ayam, daging sapi dan telur ayam mencukupi untuk menghadapi perayaan Natal hingga Tahun Baru. Bahkan sejak PON XX lalu sampai sekarang kami tidak mengalami kekurangan stok daging dan telur," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan Mimika Drh Sabelina Fitriani di Timika, Sabtu.
Guna memenuhi kebutuhan daging ayam dan daging sapi di wilayah Timika dan sekitarnya, hingga kini Mimika masih mengandalkan pasokan dari Surabaya lantaran produksi lokal masih sedikit.
Sedangkan untuk telur ayam, seluruhnya mengandalkan produksi lokal dengan total produksi per hari mencapai 13,4 ton.
Sabelina mengatakan hingga kini Disnak Mimika masih melarang masuknya telur ayam dari luar guna melindungi kelangsungan usaha peternak di Mimika.
"Sampai sekarang masih ada kebijakan proteksi telur dari luar, kalau tidak berarti telur lokal tidak bisa bersaing dengan telur dari luar. Persoalan utamanya yaitu harga pakan naik terus sehingga biaya produksi pasti akan meningkat," jelasnya.
Sesuai kesepakatan antara pihak Disnak dengan Himpunan Peternak Unggas Mimika beberapa waktu lalu, harga jual telur ayam lokal per rak Rp55 ribu.
Disnak Mimika berharap harga jual telur lokal di Mimika tidak akan mengalami lonjakan harga selama pariode Natal hingga Tahun Baru 2022. Apalagi telur produksi lokal di Mimika sebagian dikirim ke beberapa kabupaten tetangga di wilayah pedalaman Papua.