Jakarta (ANTARA) - Perusahaan media sosial milik mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja mengantongi kesepakatan senilai 1 miliar dolar AS dari investor.
"Angka 1 miliar dolar AS akan digalang melalui investasi privat pada transaksi saham publik dari 'sekelompok investor institusi'," kata Trump Media & Technology Group Corp dan Digital World Acquisition Corp, dikutip dari Reuters, Minggu.
Perusahaan akuisisi Digital World Acquisition Corp akan mendaftarkan Trump Media & Technology Group di bursa New York. Mereka akan menyediakan hingga 293 juta dolar AS untuk kemitraan dengan ventura Trump sehingga total dana menjadi sekitar 1,25 miliar dolar AS.
Sejumlah investor di Wall Street dikabarkan enggan berhubungan dengan Trump, yang diblokir dari berbagai media sosial sejak serangan di Capitol 6 Januari lalu.
Trump, dalam keterangan resmi menyatakan akan melawan raksasa teknologi, yang dijuluki "Big Tech".
"Seiring dengan ekspansi dana kami, Trump Media & Technology Group akan berada di posisi yang lebih kuat, demi melawan tirani Big Tech," kata Trump.
Media sosial arus utama memblokir Trump dari platform mereka karena khawatir bisa memicu kekerasan lainnya.
Kerusuhan di Capitol 6 Januari dilandasri klaim Trump, yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden AS, bahwa hasil pemilu dicurangi.
Trump, menurut profil perusahaan miliknya, sebelum diblokir memiliki pengikut sebanyak 89 juta di Twitter, 33 juta di Facebook dan 24,5 juta di Instagram.
"Angka 1 miliar dolar AS akan digalang melalui investasi privat pada transaksi saham publik dari 'sekelompok investor institusi'," kata Trump Media & Technology Group Corp dan Digital World Acquisition Corp, dikutip dari Reuters, Minggu.
Perusahaan akuisisi Digital World Acquisition Corp akan mendaftarkan Trump Media & Technology Group di bursa New York. Mereka akan menyediakan hingga 293 juta dolar AS untuk kemitraan dengan ventura Trump sehingga total dana menjadi sekitar 1,25 miliar dolar AS.
Sejumlah investor di Wall Street dikabarkan enggan berhubungan dengan Trump, yang diblokir dari berbagai media sosial sejak serangan di Capitol 6 Januari lalu.
Trump, dalam keterangan resmi menyatakan akan melawan raksasa teknologi, yang dijuluki "Big Tech".
"Seiring dengan ekspansi dana kami, Trump Media & Technology Group akan berada di posisi yang lebih kuat, demi melawan tirani Big Tech," kata Trump.
Media sosial arus utama memblokir Trump dari platform mereka karena khawatir bisa memicu kekerasan lainnya.
Kerusuhan di Capitol 6 Januari dilandasri klaim Trump, yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden AS, bahwa hasil pemilu dicurangi.
Trump, menurut profil perusahaan miliknya, sebelum diblokir memiliki pengikut sebanyak 89 juta di Twitter, 33 juta di Facebook dan 24,5 juta di Instagram.