Timika (ANTARA) - Direktur PT Freeport Indonesia Claus Wamafma menyebut produksi biji tembaga dan emas perusahaan pertambangan yang beroperasi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, tahun ini jauh lebih meningkat dibanding tahun 2021.
"Dari sisi produksi mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun kami bisa mencapai target yang direncanakan. Dibandingkan tahun lalu, tentu tahun ini jauh lebih baik," kata Claus di Timika, Minggu.
PT Freeport berterima kasih atas dukungan semua pemangku kepentingan baik karyawan, masyarakat sekitar lokasi pertambangan, pemerintah dan TNI-Polri yang memberikan dukungan penuh terhadap keberlangsungan operasi perusahaan tambang itu.
Dari sisi keselamatan kerja, tahun ini tidak ada laporan kasus fatal dalam operasi pertambangan Freeport hingga menyebabkan meninggal dunia.
Selama beberapa tahun terakhir, Freeport terus mengembangkan kapasitas produksi tambang bawah tanahnya, apalagi setelah tambang terbuka (open pit) telah selesai produksi sejak 2019 lalu.
"Untuk pengembangan tambang bawah tanah, semua tetap berjalan sesuai rencana, tidak ada hambatan, semua berjalan normal meskipun kita menghadapi situasi serius akibat pandemi COVID-19," jelas Claus.
Kondisi penularan COVID-19 di area perusahaan Freeport maupun di Timika, Papua dan Indonesia secara umum yang terus menunjukan tren penurunan, menjadi harapan agar target produksi Freeport pada 2022 bisa jauh lebih maksimal lagi.
"Ketika COVID-19 bisa kita kontrol dan karyawan bisa bekerja dengan baik tanpa rasa khawatir maka sudah pasti produksi juga terjaga. Pada akhirnya semua pemangku kepentingan bisa merasakan manfaat dari operasi perusahaan ini," ujarnya.
Sepanjang periode kuartal ketiga tahun 2021, PT Freeport melaporkan adanya kenaikan produksi emas dan juga bijih tembaga, yang diklaim jumlahnya sangat signifikan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Berdasarkan data yang diterbitkan Freeport McMoran, besaran nilai produksi tambang Indonesia yang disumbang oleh Freeport Indonesia sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, jumlahnya adalah mencapai 956 juta pon untuk bijih tembaga.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 76,05 persen secara year-on-year, di mana pada periode yang sama tahun 2020 lalu, jumlah produksi bijih tembaga perusahaan hanya sebesar 543 juta pon.
Kemudian untuk komoditas emas, jumlah produksinya sampai dengan kuartal ketiga tahun 2021 adalah sebesar 968 ribu ons, meningkat sebanyak 67,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya , yang angkanya berada di level 577 ribu ons.
Data penjualan bijih tembaga perusahaan dilaporkan mencapai 946 juta pon, yang naik sebesar 82,62 persen secara year-on-year.
Sebagai informasi, pada kuartal ketiga tahun 2020, penjualan bijih tembaga perusahaan adalah sebesar 518 juta pon. Adapun, besaran rata-rata harga yang ditetapkan dalam penjualan itu adalah USD4,21 pen pon, yang juga meningkat dari tahun lalu di level USD2,79 per pon.
Lalu untuk penjualan emas Freeport Indonesia diketahui mencapai 957 ribu ons, yang naik sebanyak 74,31 persen dibandingkan tahun lalu yang jumlahnya hanya sebesar 549 ribu ons.
Harga rata-rata yang dikenakan untuk emas perusahaan adalah USD1.780 per ons, di mana jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu di angka USD1.810 per ons.
"Dari sisi produksi mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun kami bisa mencapai target yang direncanakan. Dibandingkan tahun lalu, tentu tahun ini jauh lebih baik," kata Claus di Timika, Minggu.
PT Freeport berterima kasih atas dukungan semua pemangku kepentingan baik karyawan, masyarakat sekitar lokasi pertambangan, pemerintah dan TNI-Polri yang memberikan dukungan penuh terhadap keberlangsungan operasi perusahaan tambang itu.
Dari sisi keselamatan kerja, tahun ini tidak ada laporan kasus fatal dalam operasi pertambangan Freeport hingga menyebabkan meninggal dunia.
Selama beberapa tahun terakhir, Freeport terus mengembangkan kapasitas produksi tambang bawah tanahnya, apalagi setelah tambang terbuka (open pit) telah selesai produksi sejak 2019 lalu.
"Untuk pengembangan tambang bawah tanah, semua tetap berjalan sesuai rencana, tidak ada hambatan, semua berjalan normal meskipun kita menghadapi situasi serius akibat pandemi COVID-19," jelas Claus.
Kondisi penularan COVID-19 di area perusahaan Freeport maupun di Timika, Papua dan Indonesia secara umum yang terus menunjukan tren penurunan, menjadi harapan agar target produksi Freeport pada 2022 bisa jauh lebih maksimal lagi.
"Ketika COVID-19 bisa kita kontrol dan karyawan bisa bekerja dengan baik tanpa rasa khawatir maka sudah pasti produksi juga terjaga. Pada akhirnya semua pemangku kepentingan bisa merasakan manfaat dari operasi perusahaan ini," ujarnya.
Sepanjang periode kuartal ketiga tahun 2021, PT Freeport melaporkan adanya kenaikan produksi emas dan juga bijih tembaga, yang diklaim jumlahnya sangat signifikan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Berdasarkan data yang diterbitkan Freeport McMoran, besaran nilai produksi tambang Indonesia yang disumbang oleh Freeport Indonesia sampai dengan kuartal ketiga tahun ini, jumlahnya adalah mencapai 956 juta pon untuk bijih tembaga.
Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 76,05 persen secara year-on-year, di mana pada periode yang sama tahun 2020 lalu, jumlah produksi bijih tembaga perusahaan hanya sebesar 543 juta pon.
Kemudian untuk komoditas emas, jumlah produksinya sampai dengan kuartal ketiga tahun 2021 adalah sebesar 968 ribu ons, meningkat sebanyak 67,76 persen dibandingkan tahun sebelumnya , yang angkanya berada di level 577 ribu ons.
Data penjualan bijih tembaga perusahaan dilaporkan mencapai 946 juta pon, yang naik sebesar 82,62 persen secara year-on-year.
Sebagai informasi, pada kuartal ketiga tahun 2020, penjualan bijih tembaga perusahaan adalah sebesar 518 juta pon. Adapun, besaran rata-rata harga yang ditetapkan dalam penjualan itu adalah USD4,21 pen pon, yang juga meningkat dari tahun lalu di level USD2,79 per pon.
Lalu untuk penjualan emas Freeport Indonesia diketahui mencapai 957 ribu ons, yang naik sebanyak 74,31 persen dibandingkan tahun lalu yang jumlahnya hanya sebesar 549 ribu ons.
Harga rata-rata yang dikenakan untuk emas perusahaan adalah USD1.780 per ons, di mana jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu di angka USD1.810 per ons.