Jayapura (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bersedia bertemu dengan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang telah kembali ke pangkuan NKRI.
"Memang benar Presiden beberapa waktu lalu menyatakan bersedia menemui mantan KKB yang sudah sadar dan ingin bersama saudaranya membangun daerah. Namun mereka atau mantan KKB itu harus benar-benar tidak lagi menebar aksi teror bersenjata," kata Kapolda Papua, di Jayapura, Jumat.
Kapolda mengaku telah meminta tokoh agama turut mengambil peran dalam memberikan pemahaman kepada KKB, agar mereka tidak lagi mengganggu warga dan aparat keamanan, tetapi turut serta secara aktif membangun daerahnya.
"Peran tokoh agama sangat penting karena kelompok yang belum sepaham dengan kita bila terus didekati, saya yakin suatu saat mereka akan sadar, apalagi Polda Papua membuat terobosan dengan merekrut 2.000 bintara melalui Program Bintara Noken yang dibiayai melalui dana otonomi khusus," katanya pula.
Saat ini dari 2.000 calon bintara itu telah dilantik 1.998 orang yang nantinya ditugaskan di daerah asal mereka atau polres dimana mereka mendaftar.
Dua siswa bintara polisi yang tidak dilantik itu seorang di antaranya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jambi.
Kehadiran bintara noken diharapkan menjadi jembatan yang akan membuat keluarga mereka yang selama ini masih berseberangan mau kembali ke pangkuan NKRI dan meletakkan senjatanya, sehingga masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan, kata Irjen Pol Fakhiri pula.
"Memang benar Presiden beberapa waktu lalu menyatakan bersedia menemui mantan KKB yang sudah sadar dan ingin bersama saudaranya membangun daerah. Namun mereka atau mantan KKB itu harus benar-benar tidak lagi menebar aksi teror bersenjata," kata Kapolda Papua, di Jayapura, Jumat.
Kapolda mengaku telah meminta tokoh agama turut mengambil peran dalam memberikan pemahaman kepada KKB, agar mereka tidak lagi mengganggu warga dan aparat keamanan, tetapi turut serta secara aktif membangun daerahnya.
"Peran tokoh agama sangat penting karena kelompok yang belum sepaham dengan kita bila terus didekati, saya yakin suatu saat mereka akan sadar, apalagi Polda Papua membuat terobosan dengan merekrut 2.000 bintara melalui Program Bintara Noken yang dibiayai melalui dana otonomi khusus," katanya pula.
Saat ini dari 2.000 calon bintara itu telah dilantik 1.998 orang yang nantinya ditugaskan di daerah asal mereka atau polres dimana mereka mendaftar.
Dua siswa bintara polisi yang tidak dilantik itu seorang di antaranya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jambi.
Kehadiran bintara noken diharapkan menjadi jembatan yang akan membuat keluarga mereka yang selama ini masih berseberangan mau kembali ke pangkuan NKRI dan meletakkan senjatanya, sehingga masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan, kata Irjen Pol Fakhiri pula.