Cianjur (ANTARA) - Seorang santriwati di Pondok Pesantren Al Ikhlas di Kampung Cimuncang, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur, Jawa Barat, tewas tertimpa tembok penahan tanah (TPT) yang ambruk dan BPBD Cianjur menilai kejadian tersebut akibat kelalaian bukan karena bencana alam.
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis, saat dihubungi Selasa, mengatakan korban atas nama Aura Reksa Amalia (12) saat kejadian sedang menjemur pakaian dan membelakangi TPT yang ada di lingkungan ponpes yang tiba-tiba ambruk dan langsung menimpa tubuh korban.
"Laporan yang kami dapatkan korban sedang menjemur pakaian dan langsung tertimpa TPT yang diduga tidak kuat menahan beban. Kasus ini terjadi karena kelalaian pemilik yang tidak memperhatikan kekuatan tembok dan bukan karena bencana alam," katanya.
Pihaknya mengimbau agar warga dan pemilik bangunan lebih berhati-hati dan selalu memastikan bangunan atau tembok bangunan dalam kondisi layak. Karena beberapa kejadian sempat dilaporkan, meski tidak sampai menelan korban jiwa.
"Kami berharap ini menjadi contoh bagi warga lainnya, untuk rajin dan rutin melihat kondisi bangunan baik tembok pagar tembok penahan tanah atau bangunan rumah. Kami berharap tidak terjadi lagi hal yang sama selama ini menjadi perhatian semua pihak," katanya.
Sementara keterangan saksi mata, tembok penahan tanah di lingkungan ponpes tersebut, sudah berumur tua dan kondisinya rawan ambruk. Bahkan beberapa kali warga memberikan peringatan agar anak-anak dan santri tidak bermain atau beraktivitas di lokasi.
"Kami sudah sering memperingati anak-anak atau santri tidak bermain di dekat TPT karena sudah mulai terlihat goyah dan hingga akhirnya ambruk. Tidak ada yang menyangka kalau tembok itu akan ambruk karena tidak ada hujan atau angin," kata saksi mata warga sekitar Wawan.*
Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Labis, saat dihubungi Selasa, mengatakan korban atas nama Aura Reksa Amalia (12) saat kejadian sedang menjemur pakaian dan membelakangi TPT yang ada di lingkungan ponpes yang tiba-tiba ambruk dan langsung menimpa tubuh korban.
"Laporan yang kami dapatkan korban sedang menjemur pakaian dan langsung tertimpa TPT yang diduga tidak kuat menahan beban. Kasus ini terjadi karena kelalaian pemilik yang tidak memperhatikan kekuatan tembok dan bukan karena bencana alam," katanya.
Pihaknya mengimbau agar warga dan pemilik bangunan lebih berhati-hati dan selalu memastikan bangunan atau tembok bangunan dalam kondisi layak. Karena beberapa kejadian sempat dilaporkan, meski tidak sampai menelan korban jiwa.
"Kami berharap ini menjadi contoh bagi warga lainnya, untuk rajin dan rutin melihat kondisi bangunan baik tembok pagar tembok penahan tanah atau bangunan rumah. Kami berharap tidak terjadi lagi hal yang sama selama ini menjadi perhatian semua pihak," katanya.
Sementara keterangan saksi mata, tembok penahan tanah di lingkungan ponpes tersebut, sudah berumur tua dan kondisinya rawan ambruk. Bahkan beberapa kali warga memberikan peringatan agar anak-anak dan santri tidak bermain atau beraktivitas di lokasi.
"Kami sudah sering memperingati anak-anak atau santri tidak bermain di dekat TPT karena sudah mulai terlihat goyah dan hingga akhirnya ambruk. Tidak ada yang menyangka kalau tembok itu akan ambruk karena tidak ada hujan atau angin," kata saksi mata warga sekitar Wawan.*