Timika (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua menargetkan hingga akhir 2022 seluruh desa (sesuai UU Otsus Papua disebut kampung), yaitu tepatnya 133 kampung dan 19 kelurahan di wilayah itu sudah bisa menikmati penerangan listrik.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob di Timika, Kamis, menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat banyak kampung di Mimika yang belum menikmati penerangan listrik, terutama di distrik-distrik (kecamatan) yang jauh dari Kota Timika baik di wilayah pesisir pantai maupun di wilayah pegunungan.
"Kalau Pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia Terang pada 2024, maka kami di Mimika menargetkan pada akhir 2022 seluruh kampung sudah bisa menikmati penerangan listrik. Ini butuh kerja keras, butuh kerja bersama dan dukungan dari semua pemangku kepentingan," kata John.
Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu menyebutkan 19 kelurahan di Mimika seluruhnya sudah menikmati penerangan listrik. Sedangkan kampung yang belum menikmati penerangan listrik masih cukup banyak.
Di Distrik Mimika Barat tersisa satu kampung yang belum dilistriki yaitu Kampung Aparuka, Distrik Mimika Tengah tersisa satu kampung yaitu Timika Pantai atau Tiwaka.
Selanjutnya sembilan kampung di Distrik Mimika Barat Tengah seluruhnya belum dilistriki, Mimika Barat Jauh tersisa empat kampung, Mimika Timur Jauh tersisa empat kampung yaitu Otakwa, Manasari dan Pulau Karaka.
Adapun 10 kampung di Distrik Jita seluruhnya belum terlistriki, Agimuga tersisa enam kampung, Hoeya seluruhnya belum terlistriki dengan jumlah sembilan kampung, Jila baru satu kampung yang terlistriki dari 10 kampung dan Alama seluruh kampung belum terlistriki dari tujuh kampung.
Khusus di wilayah Distrik Tembagapura yang berdekatan dengan area operasi pertambangan PT Freeport Indonesia, kampung-kampung terdekatnya seperti Tsinga, Waa-Banti dan Aroanop sudah menikmati penerangan listrik yang disediakan pihak perusahaan.
Ke depan Pemkab Mimika bersama PT PLN (Persero) berencana akan mengambil alih pengelolaan kelistrikan di kampung-kampung terdekat area Freeport tersebut.
John menyebutkan bahwa untuk bisa menerangi seluruh kampung di wilayah pedalaman dan pesisir Mimika itu maka sumber listrik yang disediakan yaitu PLTS, PLTA maupun PLTD.
Selain mengandalkan kerja sama dengan PLN, Pemkab Mimika juga terus melobi Kementerian ESDM untuk dapat melistriki kampung-kampung yang lain yang tidak masuk dalam program PLN.
"Kami akan terus melobi Kementerian ESDM untuk bisa secepatnya melistriki kampung-kampung yang masuk dalam program kelistrikan dari Kementerian ESDM," ujar John.
Ia menambahkan bahwa listrik kini sudah menjadi infrastruktur dasar yang sangat penting bagi rakyat, sebab dengan tersedianya energi listrik maka akan menggerakan perekonomian masyarakat dan berbagai sektor yang lain.
"Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai kalau sudah ada listrik mereka bisa beli freezer untuk menampung hasil laut seperti ikan, udang, kepiting lalu dijual. Ada banyak manfaat ekonomi yang akan didapatkan oleh masyarakat ketika listrik sudah tersedia di kampung-kampung pedalaman sehingga kami berkomitmen untuk terus membangun hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, bukan membangun sesuatu yang tidak memberi manfaat kepada masyarakat," ujar John.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob didampingi Manajer PLN UP3 Timika Marthinus Irianto Pasensi menggunting pita untuk meresmikan pengoperasian PLTS pada tiga kampung di Ipaya (Ipiri, Paripi dan Yaraya), Distrik Amar pada Selasa (28/12/2021). (ANTARA/Evarianus Supar)
Pada Selasa (28/12), Wabup Mimika John Rettob bersama Manajer PLN UP3 Timika Marthinus Irianto Pasensi meresmikan pengoperasian PLTS pada tiga kampung di Distrik Amar yaitu Ipiri, Paripi dan Yaraya (Ipaya).
PLN Timika menyediakan listrik dengan kapasitas 180 KWP di Ipaya dan saat ini sebanyak 279 rumah penduduk, sekolah, gereja, rumah guru, dan fasilitas umum lainnya di Ipaya sudah bisa menikmati penerangan listrik selama 1x24 jam.
"Masyarakat Ipaya sangat senang dan bahagia. Saya sendiri lahir dan besar di Ipaya, dari dulu kami tidak pernah menikmati penerangan listrik. Sekarang listrik sudah masuk di semua rumah masyarakat. Terima kasih kepada PLN Timika yang sudah menyediakan listrik untuk masyarakat kami yang tinggal jauh di pesisir pantai hingga di pedalaman Papua," ucap John Rettob.
Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob di Timika, Kamis, menjelaskan bahwa saat ini masih terdapat banyak kampung di Mimika yang belum menikmati penerangan listrik, terutama di distrik-distrik (kecamatan) yang jauh dari Kota Timika baik di wilayah pesisir pantai maupun di wilayah pegunungan.
"Kalau Pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia Terang pada 2024, maka kami di Mimika menargetkan pada akhir 2022 seluruh kampung sudah bisa menikmati penerangan listrik. Ini butuh kerja keras, butuh kerja bersama dan dukungan dari semua pemangku kepentingan," kata John.
Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu menyebutkan 19 kelurahan di Mimika seluruhnya sudah menikmati penerangan listrik. Sedangkan kampung yang belum menikmati penerangan listrik masih cukup banyak.
Di Distrik Mimika Barat tersisa satu kampung yang belum dilistriki yaitu Kampung Aparuka, Distrik Mimika Tengah tersisa satu kampung yaitu Timika Pantai atau Tiwaka.
Selanjutnya sembilan kampung di Distrik Mimika Barat Tengah seluruhnya belum dilistriki, Mimika Barat Jauh tersisa empat kampung, Mimika Timur Jauh tersisa empat kampung yaitu Otakwa, Manasari dan Pulau Karaka.
Adapun 10 kampung di Distrik Jita seluruhnya belum terlistriki, Agimuga tersisa enam kampung, Hoeya seluruhnya belum terlistriki dengan jumlah sembilan kampung, Jila baru satu kampung yang terlistriki dari 10 kampung dan Alama seluruh kampung belum terlistriki dari tujuh kampung.
Khusus di wilayah Distrik Tembagapura yang berdekatan dengan area operasi pertambangan PT Freeport Indonesia, kampung-kampung terdekatnya seperti Tsinga, Waa-Banti dan Aroanop sudah menikmati penerangan listrik yang disediakan pihak perusahaan.
Ke depan Pemkab Mimika bersama PT PLN (Persero) berencana akan mengambil alih pengelolaan kelistrikan di kampung-kampung terdekat area Freeport tersebut.
John menyebutkan bahwa untuk bisa menerangi seluruh kampung di wilayah pedalaman dan pesisir Mimika itu maka sumber listrik yang disediakan yaitu PLTS, PLTA maupun PLTD.
Selain mengandalkan kerja sama dengan PLN, Pemkab Mimika juga terus melobi Kementerian ESDM untuk dapat melistriki kampung-kampung yang lain yang tidak masuk dalam program PLN.
"Kami akan terus melobi Kementerian ESDM untuk bisa secepatnya melistriki kampung-kampung yang masuk dalam program kelistrikan dari Kementerian ESDM," ujar John.
Ia menambahkan bahwa listrik kini sudah menjadi infrastruktur dasar yang sangat penting bagi rakyat, sebab dengan tersedianya energi listrik maka akan menggerakan perekonomian masyarakat dan berbagai sektor yang lain.
"Masyarakat yang tinggal di pesisir pantai kalau sudah ada listrik mereka bisa beli freezer untuk menampung hasil laut seperti ikan, udang, kepiting lalu dijual. Ada banyak manfaat ekonomi yang akan didapatkan oleh masyarakat ketika listrik sudah tersedia di kampung-kampung pedalaman sehingga kami berkomitmen untuk terus membangun hal-hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat, bukan membangun sesuatu yang tidak memberi manfaat kepada masyarakat," ujar John.
Pada Selasa (28/12), Wabup Mimika John Rettob bersama Manajer PLN UP3 Timika Marthinus Irianto Pasensi meresmikan pengoperasian PLTS pada tiga kampung di Distrik Amar yaitu Ipiri, Paripi dan Yaraya (Ipaya).
PLN Timika menyediakan listrik dengan kapasitas 180 KWP di Ipaya dan saat ini sebanyak 279 rumah penduduk, sekolah, gereja, rumah guru, dan fasilitas umum lainnya di Ipaya sudah bisa menikmati penerangan listrik selama 1x24 jam.
"Masyarakat Ipaya sangat senang dan bahagia. Saya sendiri lahir dan besar di Ipaya, dari dulu kami tidak pernah menikmati penerangan listrik. Sekarang listrik sudah masuk di semua rumah masyarakat. Terima kasih kepada PLN Timika yang sudah menyediakan listrik untuk masyarakat kami yang tinggal jauh di pesisir pantai hingga di pedalaman Papua," ucap John Rettob.