Jepara (ANTARA) -
Hal itu mengakibatkan debit air di Sungai Ngasem di desa setempat melonjak dan tiga titik tanggul mengalami jebol sehingga mengakibatkan banjir.
Ratusan rumah warga Desa Clering, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dilanda banjir setelah hujan dengan intensitas tinggi,, Minggu.
Menurut Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdiyanto di Jepara, bencana banjir tersebut terjadi sekitar pukul 05.30 WIB, setelah sejak hari Sabtu (15/1) malam daerah setempat turun hujan cukup lebat.
Hal itu mengakibatkan debit air di Sungai Ngasem di desa setempat melonjak dan tiga titik tanggul mengalami jebol sehingga mengakibatkan banjir.
Tercatat 460 rumah warga terdampak dengan ketinggian genangan air antara 50-80 cm. Termasuk areal persawahan setempat juga terdampak banjir.
"Sementara untuk korban jiwa nihil," ujarnya.
Permukiman warga yang terdampak, tersebar di enam rukun tetangga (RT) dengan ketinggian genangan hingga 40 centimeter (cm). Termasuk akses jalan desa setempat juga tergenang air.
BPBD juga sudah menyiapkan posko banjir di Desa Clering bertempat di rumah petinggi atau kepala desa Clering serta kebutuhan nasi bungkus sekitar 1.300 bungkus untuk kebutuhan makan tiga kali serta air bersih.
Sebelumnya, Kabupaten Jepara juga dilanda puting beliung hingga mengakibatkan dua rumah warga roboh dan lainnya rusak bervariasi.
Rumah roboh akibat angin kencang atau puting beliung, yakni terjadi pada Kamis (13/1) pukul 14.00 WIB, menimpah rumah Nuryati di Desa Semat, Kecamatan Tahunan.
Kemudian kasus rumah roboh yang berikutnya disebabkan karena curah hujan tinggi yang mengakibatkan pondasi rumah milik Yulianto warga Desa Kelurahan Bapangan, Kecamatan Jepara, pada Rabu (12/1) pukul 12.30 WIB tidak kuat menahan air yang meresap ke dalam tanah dan juga letak rumah yang berada di tepi sungai. *