Wamena (ANTARA) - Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kabupaten Jayawijaya, Papua mengakui pandemi COVID-19 juga mempersulit pendataan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di wilayahnya.
Ketua KPA Kabupaten Jayawijaya Jhon Naap di Wamena, Jumat, mengatakan situasi pandemi COVID-19 juga berdampak pada aktifitas tim yang turun ke lapangan dalam memberikan sosialisasi, pemeriksaan serta pendampingan bagi masyarakat khususnya para pekerja seks komersial.
"90 persen kasus HV/AIDS di Papua disebabkan karena hubungan seks yang tidak aman dan kami berusaha mencegah penyebarannya namun usaha ini tidak berjalan mulus," katanya.
Menurut Jhon, dulu pihaknya masih mengetahui di tempat mana praktik prostitusi terjadi, kemudian didatangi tim dan diajak untuk diperiksa secara rutin di klinik VCT (Voluntary Counselling and Testing).
"Namun kini tidak bisa karena COVID, apalagi bisnis prostitusi tersebut terselubung, polanya juga kini sudah berubah yakni menggunakan sistem daring sehingga kami tidak bisa memastikan apakah para pekerja seks komersial ini aman dari HIV/AIDS," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya bahkan menduga praktik prostitusi ini masih marak di Kabupaten Jayawijaya dengan berbagai modus, mulai dari sistem daring, warung remang-remang hingga rumah kontrak.
"Kami berharap ke depan kerja sama dengan pemerintah dan aparat keamanan dapat ditingkatkan untuk mendata warga yang masuk ke Jayawijaya sehingga hal ini bisa diantisipasi dengan melakukan pemeriksaan dan KPA mengetahui lokasi para pekerja seks komersial tersebut," katanya lagi.
Dia menambahkan beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya memulangkan sejumlah pekerja seks komersial ke daerah asalnya dan KPA menduga ada yang masih kembali lagi.
"Memang ada beberapa yang mengetahui, tetapi takut untuk memberitahukan kepada kami karena jangan sampai diusir pulang lagi sehingga pendekatan kemanusiaan harus dilakukan sebab jika bisa memilih, bukan pekerjaan itu yang diinginkan," ujarnya lagi.
Kabupaten Jayawijaya berada pada urutan delapan dari 29 provinsi di Papua dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak, di mana kategori HIV tercatat 1.874 kasus, sedangkan AIDS tercatat 4.651 kasus sehingga totalnya 6.525 kasus yang terdaftar dalam KPA.
Ketua KPA Kabupaten Jayawijaya Jhon Naap di Wamena, Jumat, mengatakan situasi pandemi COVID-19 juga berdampak pada aktifitas tim yang turun ke lapangan dalam memberikan sosialisasi, pemeriksaan serta pendampingan bagi masyarakat khususnya para pekerja seks komersial.
"90 persen kasus HV/AIDS di Papua disebabkan karena hubungan seks yang tidak aman dan kami berusaha mencegah penyebarannya namun usaha ini tidak berjalan mulus," katanya.
Menurut Jhon, dulu pihaknya masih mengetahui di tempat mana praktik prostitusi terjadi, kemudian didatangi tim dan diajak untuk diperiksa secara rutin di klinik VCT (Voluntary Counselling and Testing).
"Namun kini tidak bisa karena COVID, apalagi bisnis prostitusi tersebut terselubung, polanya juga kini sudah berubah yakni menggunakan sistem daring sehingga kami tidak bisa memastikan apakah para pekerja seks komersial ini aman dari HIV/AIDS," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya bahkan menduga praktik prostitusi ini masih marak di Kabupaten Jayawijaya dengan berbagai modus, mulai dari sistem daring, warung remang-remang hingga rumah kontrak.
"Kami berharap ke depan kerja sama dengan pemerintah dan aparat keamanan dapat ditingkatkan untuk mendata warga yang masuk ke Jayawijaya sehingga hal ini bisa diantisipasi dengan melakukan pemeriksaan dan KPA mengetahui lokasi para pekerja seks komersial tersebut," katanya lagi.
Dia menambahkan beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya memulangkan sejumlah pekerja seks komersial ke daerah asalnya dan KPA menduga ada yang masih kembali lagi.
"Memang ada beberapa yang mengetahui, tetapi takut untuk memberitahukan kepada kami karena jangan sampai diusir pulang lagi sehingga pendekatan kemanusiaan harus dilakukan sebab jika bisa memilih, bukan pekerjaan itu yang diinginkan," ujarnya lagi.
Kabupaten Jayawijaya berada pada urutan delapan dari 29 provinsi di Papua dengan jumlah kasus HIV/AIDS terbanyak, di mana kategori HIV tercatat 1.874 kasus, sedangkan AIDS tercatat 4.651 kasus sehingga totalnya 6.525 kasus yang terdaftar dalam KPA.