Timika, Papua (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua melaporkan jumlah kematian akibat paparan COVID-19 di wilayah itu kini bertambah menjadi lima kasus, dari sebelumnya hanya tiga kasus selama periode Februari 2022.

Kepala Dinkes Mimika Reynold Ubra di Timika, Minggu, mengatakan jajarannya bersama pihak RSUD Mimika akan melakukan diskusi lebih lanjut apakah lima kasus kematian itu karena pengaruh COVID-19 atau karena sebelumnya para korban memiliki riwayat penyakit tertentu yang diperparah dengan COVID-19.

"Dari laporan yang kami terima sudah ada lima kasus kematian dengan COVID-19 selama bulan Februari ini. Pasien yang meninggal ada lansia di atas 60 tahun, ada juga anak remaja 14 tahun yang belum pernah divaksin. Rata-rata pasien yang meninggal itu punya penyakit bawaan, kemudian diperparah lagi dengan COVID-19," katanya.

Ia menyebutkan kasus COVID-19 di Mimika mengalami peningkatan luar biasa hanya dalam kurun waktu lebih dari sebulan terakhir sejak pertengahan Januari lalu, dengan total kasus saat ini sudah lebih dari 1.200 orang yang terpapar.

Menyikapi kondisi itu, mulai pekan depan Dinkes Mimika akan meningkatkan testing dan pelacakan kontak erat dari pasien terkonfirmasi COVID-19.

Secara proporsi, katanya, kasus COVID-19 terbanyak ditemukan pada karyawan yang bekerja di area pertambangan PT Freeport Indonesia, baik di kawasan dataran tinggi maupun di kawasan dataran rendah Mimika.

"Bersyukurnya hampir sebagian besar mereka yang terpapar dengan gejala ringan. Lebih dari 600 orang saat ini sedang menjalani isolasi terpusat baik di Tembagapura maupun di Mile 38. Sementara yang di Timika sebagian besar menjalani isolasi mandiri," katanya.

Minimnya pasien COVID-19 dengan gejala berat hingga kritis, kata dia,  membuat ketersediaan tempat tidur di ruang isolasi rumah-rumah sakit yang menangani COVID-19 di Mimika baik di RSUD Mimika, RSMM Timika, RS Tembagapura maupun Klinik Kuala Kencana hingga kini masih dalam kondisi cukup.

"Memang ada pasien-pasien yang dirawat di rumah sakit. Di RSUD Mimika saat ini tersisa 15 pasien yang dirawat, sementara di RS Tembagapura dan Klinik Kuala Kencana hanya ada delapan pasien yang dirawat. Keterisian tempat tidur untuk pasien COVID-19 di rumah sakit di Mimika sampai sekarang masih rendah, di bawah 10 persen," katanya.

Melihat situasi makin banyaknya warga masyarakat Mimika yang mengeluhkan gejala demam disertai sakit di tenggorokan, batuk dan flu akhir-akhir ini, Dinkes setempat sangat mengharapkan seluruh elemen masyarakat setempat agar benar-benar menaati dan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Warga juga diimbau untuk mengakses layanan vaksinasi yang disediakan di gerai-gerai vaksin untuk mendapatkan suntikan vaksin dosis pertama, dosis kedua maupun dosis ketiga atau vaksin penguat.

"Belakangan ini banyak orang datang ke Puskesmas dan rumah sakit dengan keluhan sakit tenggorokan, batuk, pilek dan demam, itu harus diantisipasi. Kalau ada anggota keluarga yang memiliki gejala seperti itu, kita sudah harus menduga bahwa jangan-jangan yang bersangkutan terpapar COVID-19 sehingga harus segera melakukan pemeriksaan untuk diberikan obat-obatan atau penanganan lebih lanjut jika kondisinya berat," demikian Reynold Ubra.


 

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024