Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menyatakan kesiapan Indonesia dalam mendukung Pemerintah Papua Nugini membangun ketahanan nasional di bidang kesehatan antara lain sebagai komitmen untuk mempererat hubungan bilateral dan kerja sama kedua negara.
"Mengenai kerja sama kesehatan, saya menyampaikan Indonesia siap mendukung upaya Papua Nugini untuk memperkuat ketahanan nasional di bidang kesehatan melalui kemitraan antara otoritas obat dan makanan kedua negara," kata Presiden dalam jumpa pers bersama selepas menerima kunjungan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Selain kemitraan antara otoritas pengawasan obat dan makanan, Presiden juga menyatakan bahwa sejumlah perusahaan farmasi Indonesia memperlihatkan minat untuk memasuki pasar Papua Nugini.
Minat tersebut tentunya diharapkan dapat terus mendorong peningkatan nilai perdagangan RI-Papua Nugini, yang pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 87 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kepala Negara bahkan menyatakan nilai perdagangan RI-Papua Nugini tahun 2021 melampaui nilai perdagangan sebelum pandemi COVID-19.
"Hal ini memberikan harapan dan optimisme terhadap pemulihan ekonomi pascapandemi dan saya percaya masih banyak peluang yang dapat ditingkatkan," ujar Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama PM Marape menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia yang selalu hadir membantu Papua Nugini dalam beberapa situasi krisis termasuk ketika pandemi COVID-19.
"Oleh karena itu kami merasa perlu untuk mengundang Pemerintah Indonesia untuk mengunjungi Port Moresby pada tahun depan, untuk membangun pertemuan rutin tahunan," kata PM Marape.
PM James Marape dan Ibu Rachael Marape beserta segenap delegasi Papua Nugini berada di Indonesia sejak Rabu (30/3), dan dijadwalkan kembali ke Port Moresby pada Kamis malam.
Dalam pertemuan menyambut kunjungan PM Marape beserta rombongan, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta sejumlah pejabat yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, dan Duta Besar RI untuk Papua Nugini dan Kepulauan Solomon Andriana Supandy.
"Mengenai kerja sama kesehatan, saya menyampaikan Indonesia siap mendukung upaya Papua Nugini untuk memperkuat ketahanan nasional di bidang kesehatan melalui kemitraan antara otoritas obat dan makanan kedua negara," kata Presiden dalam jumpa pers bersama selepas menerima kunjungan Perdana Menteri Papua Nugini James Marape di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Selain kemitraan antara otoritas pengawasan obat dan makanan, Presiden juga menyatakan bahwa sejumlah perusahaan farmasi Indonesia memperlihatkan minat untuk memasuki pasar Papua Nugini.
Minat tersebut tentunya diharapkan dapat terus mendorong peningkatan nilai perdagangan RI-Papua Nugini, yang pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 87 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kepala Negara bahkan menyatakan nilai perdagangan RI-Papua Nugini tahun 2021 melampaui nilai perdagangan sebelum pandemi COVID-19.
"Hal ini memberikan harapan dan optimisme terhadap pemulihan ekonomi pascapandemi dan saya percaya masih banyak peluang yang dapat ditingkatkan," ujar Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan yang sama PM Marape menyampaikan apresiasi atas peran aktif Indonesia yang selalu hadir membantu Papua Nugini dalam beberapa situasi krisis termasuk ketika pandemi COVID-19.
"Oleh karena itu kami merasa perlu untuk mengundang Pemerintah Indonesia untuk mengunjungi Port Moresby pada tahun depan, untuk membangun pertemuan rutin tahunan," kata PM Marape.
PM James Marape dan Ibu Rachael Marape beserta segenap delegasi Papua Nugini berada di Indonesia sejak Rabu (30/3), dan dijadwalkan kembali ke Port Moresby pada Kamis malam.
Dalam pertemuan menyambut kunjungan PM Marape beserta rombongan, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta sejumlah pejabat yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, dan Duta Besar RI untuk Papua Nugini dan Kepulauan Solomon Andriana Supandy.