Jayapura (ANTARA) - Para petani di Arso, Kabupaten Keerom, Papua saat ini mulai merasakan dampak kemarau basah akibatnya tanaman hortikultura alami kekeringan dan gagal panen.
 
"Memang benar saat ini petani sangat merasakan dampak nya cuaca yang tidak bersahabat karena walaupun terkadang masih turun hujan namun di siang hari matahari bersinar dengan panasnya," kata Ahmad, petani di kampung Sanggaria, Arso 1 Kabupaten Keerom kepada Antara, Senin di Arso.
 
Diakui, saat ini cabai yang ditanam petani banyak yang mengalami kekeringan dan kemudian tanaman tersebut mati sehingga harus rajin menyiram.
 
Cuaca di siang hari sangat panas sehingga tanaman menjadi kekeringan dan mati.
  
"Banyak tanaman cabai mati karena terlambat disiram mengingat di ladang jauh dari sumber air, " aku Ahmad yang memiliki lahan ditanami cabai seluas 2.500 meter persegi.
 
Hal senada juga dikatakan Yani yang mengaku baru sekali memanen cabai di kebunnya dan kini tanamannya banyak yang kering dan mati.
  
Selain cabai juga tanaman jagung yang tumbuh tidak subur, bahkan buahnya juga jarang.
  
Walaupun belum masuk musim kemarau karena masih ada hujan yang turun namun bila siang panas sekali hingga tanaman sulit berkembang dengan baik, aku Yani.
  
Ketika ditanya tentang harga cabai rawit ditingkat petani dia mengaku saat ini bervariasi antara Rp 80.000-Rp 100.000/kg.
 
Sementara itu harga cabai rawit di pasar Hamadi Jayapura, Rp 95.000-Rp 110.000/kg, cabai besar Rp 60.000/kg cabai padang Rp 75.000/kg.
 
 
 
 

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024