Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua melatih sejumlah pedagang di pasar tradisional untuk mengenali pangan atau barang jualan yang mengandung bahan berbahaya bagi manusia.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) Jayawijaya Linda Christina Weliken saat di Wamena, Sabtu, mengatakan sosialisasi sudah mulai dilakukan dengan melibatkan pedagang dari pasar besar di Jayawijaya.
"(Sosialisasi di) Pasar Jibama sebagai pasar utama dan Pasar Potikelek karena dia posisi ada di dalam kota dan pedagangnya cukup banyak. Tetapi sebenarnya ada juga yang dipanggil dari pasar-pasar lain," katanya.
Selain itu, dinas juga mendapatkan dukungan peralatan pendeteksi bahan berbahaya pada pangan, yang nantinya dapat digunakan untuk memastikan konsumen aman dari bahan berbahaya.
"Jadi untuk tindak lanjutnya, dari bidang perdagangan akan melakukan pengawasan sesuai tugas mereka, dalam satu bulan mungkin dua kali untuk memastikan bahwa makanan atau pangan yang beredar di pasaran adalah pangan yang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat," katanya.
Peralatan itu, lanjut dia, merupakan bantuan dari Balai POM Jayapura sebab di Jayawijaya maupun delapan kabupaten di pegunungan Papua belum tersedia kantor BPOM.
"Intinya bahwa dengan dukungan peralatan ini, makanan bisa langsung dites. Jadi itu lebih gampang," katanya.
Saat ini, sejumlah bahan-bahan berbahaya di makanan menjadi fokus antisipasi bagi dinas, seperti formalin, pewarna makanan serta boraks.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Perdagangan (Disnakerindag) Jayawijaya Linda Christina Weliken saat di Wamena, Sabtu, mengatakan sosialisasi sudah mulai dilakukan dengan melibatkan pedagang dari pasar besar di Jayawijaya.
"(Sosialisasi di) Pasar Jibama sebagai pasar utama dan Pasar Potikelek karena dia posisi ada di dalam kota dan pedagangnya cukup banyak. Tetapi sebenarnya ada juga yang dipanggil dari pasar-pasar lain," katanya.
Selain itu, dinas juga mendapatkan dukungan peralatan pendeteksi bahan berbahaya pada pangan, yang nantinya dapat digunakan untuk memastikan konsumen aman dari bahan berbahaya.
"Jadi untuk tindak lanjutnya, dari bidang perdagangan akan melakukan pengawasan sesuai tugas mereka, dalam satu bulan mungkin dua kali untuk memastikan bahwa makanan atau pangan yang beredar di pasaran adalah pangan yang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat," katanya.
Peralatan itu, lanjut dia, merupakan bantuan dari Balai POM Jayapura sebab di Jayawijaya maupun delapan kabupaten di pegunungan Papua belum tersedia kantor BPOM.
"Intinya bahwa dengan dukungan peralatan ini, makanan bisa langsung dites. Jadi itu lebih gampang," katanya.
Saat ini, sejumlah bahan-bahan berbahaya di makanan menjadi fokus antisipasi bagi dinas, seperti formalin, pewarna makanan serta boraks.