Jayapura (ANTARA) - Sebanyak 60 siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) dan SMP di Kota Jayapura, Papua mengikuti festival tunas bahasa ibu dalam rangka revitalisasi bahasa Tobati di Kota Jayapura, Selasa.

Ketua panitia festival tunas bahasa ibu Antonius Maturbongs di Jayapura, Selasa, mengatakan peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berusia 10-12 tahun atau anak yang berada di bangku pendidikan SD pada kelas empat, lima dan enam.

"Sementara untuk SMP berusia 13-16 tahun yang berada di kelas tujuh, delapan dan sembilan," katanya.

Menurut Maturbongs, pihaknya berharap melalui festival tunas bahasa dalam rangka revitalisasi bahasa Tobati (Kampung Tobati) sekaligus implementasi pelindungan bahasa daerah di Kota Jayapura dapat meningkatkan penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan setiap hari.

Selanjutnya kata dia, untuk mendokumentasikan kekhasan bahasa daerah di Indonesia sebagai bagian dari upaya pelindungan bahasa dan melestarikan bahasa Indonesia dari ancaman kepunahan.

"Tetapi juga melakukan advokasi kepada pemerintah daerah untuk melindungi bahasa daerah di wilayahnya masing-masing," ujarnya.

Sementara itu Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Kota Jayapura Evert Meraudje mengatakan pihaknya sangat mendukung festival budaya bahasa ibu sehingga ke depan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura akan mengadakan program sekolah kampung di 10 kampung adat di wilayah itu.

"Jadi kami akan bekerja sama dengan Balai Bahasa Provinsi Papua untuk menjalankan program sekolah kampung," katanya.

Dia menjelaskan untuk sekolah kampung nantinya yang akan mengajarkan ialah penutur atau pemilik bahasa di kampung tersebut.

Festival bahasa ibu yang digelar Balai Bahasa Provinsi Papua itu dibuka Asisten I Setda Kota Jayapura Evert Meraudje di salah satu hotel di Kota Jayapura, Selasa (18/10).

Kegiatan tersebut berlangsung pada 18-20 Oktober 2022 dengan dewan juri dari akamedisi Universitas Cenderawasih Tri Handayani, budayawan sekaligus pemerhati bahasa, sastra dan seni Tobati Alfons Samay, dan KKLP Pelindungan dan pemodernan Balai Bahasa Papua Yohanis Sanjoko.

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024