Biak (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Biak Numfor, Papua, menerapkan transformasi digital terintegrasi pada layanan kesehatan perawatan pasien di daerah itu.
"Tuntutan transformasi digital menjadi sebuah kebutuhan karena sekarang adalah era yang serba praktis, cepat, dan akurat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga," ujar Direktur RSUD Biak Ricardo Mayor di Biak, Rabu.
Ricardo mengatakan, sistem digitalisasi dapat menjadi andalan bagi tenaga medis untuk mempermudah proses pendaftaran, melakukan pencatatan medis, cek laboratorium, dan treatment kesehatan untuk pasien.
"Sistem digitalisasi pelayanan yang diterapkan di rumah sakit Biak juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Menurut Ricardo, analisis data digital dalam pencatatan rekam medis dapat menjadi dasar dalam perawatan lanjutan yang tepat bagi pasien.
Digitalisasi sistem layanan kesehatan, kata dia, diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif agar rumah sakit dapat menjalankan cara yang lebih efektif dan efisien operasional maupun pelayanan.
Disinggung jaringan internet dalam rangka mendukung pelayanan digitalisasi, ia mengatakan, hingga saat ini pihak RSUD sudah punya jaringan langsung terkoneksi antarklinik dengan dokter.
"Fasilitas internet 100 persen untuk mem-back up pelayanan digitalisasi di RSUD Biak," kata Ricardo.
Ia mengatakan, fenomena digitalisasi di dunia medis membuat rumah sakit harus siap berubah menjadi smart hospital agar alur registrasi dan treatment untuk pasien makin fleksibel dan cepat.
"Dengan layanan digitalisasi para dokter dalam memberi resep obat atau keputusan catatan rekam medis tinggal klik saja dan diterima dokter atau rumah sakit," katanya.
Hingga November 2022 jumlah tenaga kesehatan dan nonmedik yang dimiliki RSUD Biak sebanyak 700 orang, 19 orang di antaranya merupakan dokter spesialis.
"Tuntutan transformasi digital menjadi sebuah kebutuhan karena sekarang adalah era yang serba praktis, cepat, dan akurat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga," ujar Direktur RSUD Biak Ricardo Mayor di Biak, Rabu.
Ricardo mengatakan, sistem digitalisasi dapat menjadi andalan bagi tenaga medis untuk mempermudah proses pendaftaran, melakukan pencatatan medis, cek laboratorium, dan treatment kesehatan untuk pasien.
"Sistem digitalisasi pelayanan yang diterapkan di rumah sakit Biak juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan," ujarnya.
Menurut Ricardo, analisis data digital dalam pencatatan rekam medis dapat menjadi dasar dalam perawatan lanjutan yang tepat bagi pasien.
Digitalisasi sistem layanan kesehatan, kata dia, diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif agar rumah sakit dapat menjalankan cara yang lebih efektif dan efisien operasional maupun pelayanan.
Disinggung jaringan internet dalam rangka mendukung pelayanan digitalisasi, ia mengatakan, hingga saat ini pihak RSUD sudah punya jaringan langsung terkoneksi antarklinik dengan dokter.
"Fasilitas internet 100 persen untuk mem-back up pelayanan digitalisasi di RSUD Biak," kata Ricardo.
Ia mengatakan, fenomena digitalisasi di dunia medis membuat rumah sakit harus siap berubah menjadi smart hospital agar alur registrasi dan treatment untuk pasien makin fleksibel dan cepat.
"Dengan layanan digitalisasi para dokter dalam memberi resep obat atau keputusan catatan rekam medis tinggal klik saja dan diterima dokter atau rumah sakit," katanya.
Hingga November 2022 jumlah tenaga kesehatan dan nonmedik yang dimiliki RSUD Biak sebanyak 700 orang, 19 orang di antaranya merupakan dokter spesialis.