Jayapura (ANTARA) - Polres Kota Jayapura mengajak pengemudi ojek online untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di daerah itu seiring adanya penolakan dari para tukang ojek konvesional melalui spanduk.
Kapolres Kota Jayapura Kombes Pol Victor Mackbon saat melakukan pertemuan dengan komunitas ojek online di Jayapura, Jumat, mengatakan saat ini di daerah itu sedang viral dengan adanya spanduk dari tukang ojek konvesional yang bertuliskan ojek online dilarang mengambil penumpang di lokasi-lokasi yang tertentu.
"Sehingga melalui pertemuan ini kami akan mencari solusi terbaik tanpa ada pihak yang dirugikan dengan saling mengerti antara satu sama lain guna menjaga kamtibmas di Kota Jayapura," katanya.
Menurut Mackbon, dalam pertemuan itu pihaknya telah menerima aspirasi dari mitra ojek online terkait proses bisnis ojek tersebut yang kemudian akan dibahas bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura dan pemilik bisnis daring itu.
"Namun kami imbau jika ada dari ojek online yang menerima ancaman segera melaporkan kepada pihak kepolisian, tidak perlu direspon secara berlebihan," ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat di Kota Jayapura agar mengikuti aturan serta jika ada yang memberikan imbauan yang mengarah pada intimidasi yang bisa menimbulkan konflik supaya para ojek online tidak meneruskan kepada sesama.
Dia menambahkan pihaknya juga telah memerintahkan kepada seluruh kepala polsek setempat agar dapat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang telah menciptakan keresahan melalui spanduk tersebut.
"Tentunya semua pihak harus bisa arif dan bijaksana dan semua bisa dikomunikasikan dengan diambil keputusan oleh pihak Pemerintah Kota Jayapura," katanya lagi.
Sementara itu, salah seorang pengemudi ojek dari Perusahaan Gojek di Kota Jayapura Dimas A mengatakan munculnya penolakan dari ojek konvesional disebabkan adanya aplikator yang mengenakan tarif batas paling bawah.
"Ini yang membuat kami terkena imbas karena ojek di pangkalan yang tarifnya sudah murah, tetapi ada tarif dari salah satu aplikator ojek online juga lebih murah lagi," katanya.
Hal tersebut, kata dia, membuat pihaknya melakukan aksi menyegel kantor salah satu platform ojek online di Kota Jayapura pada Kamis (15/3) untuk meminta kesamaan tarif dengan platform ojek online yang lain.
Kapolres Kota Jayapura Kombes Pol Victor Mackbon saat melakukan pertemuan dengan komunitas ojek online di Jayapura, Jumat, mengatakan saat ini di daerah itu sedang viral dengan adanya spanduk dari tukang ojek konvesional yang bertuliskan ojek online dilarang mengambil penumpang di lokasi-lokasi yang tertentu.
"Sehingga melalui pertemuan ini kami akan mencari solusi terbaik tanpa ada pihak yang dirugikan dengan saling mengerti antara satu sama lain guna menjaga kamtibmas di Kota Jayapura," katanya.
Menurut Mackbon, dalam pertemuan itu pihaknya telah menerima aspirasi dari mitra ojek online terkait proses bisnis ojek tersebut yang kemudian akan dibahas bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura dan pemilik bisnis daring itu.
"Namun kami imbau jika ada dari ojek online yang menerima ancaman segera melaporkan kepada pihak kepolisian, tidak perlu direspon secara berlebihan," ujarnya.
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat di Kota Jayapura agar mengikuti aturan serta jika ada yang memberikan imbauan yang mengarah pada intimidasi yang bisa menimbulkan konflik supaya para ojek online tidak meneruskan kepada sesama.
Dia menambahkan pihaknya juga telah memerintahkan kepada seluruh kepala polsek setempat agar dapat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang telah menciptakan keresahan melalui spanduk tersebut.
"Tentunya semua pihak harus bisa arif dan bijaksana dan semua bisa dikomunikasikan dengan diambil keputusan oleh pihak Pemerintah Kota Jayapura," katanya lagi.
Sementara itu, salah seorang pengemudi ojek dari Perusahaan Gojek di Kota Jayapura Dimas A mengatakan munculnya penolakan dari ojek konvesional disebabkan adanya aplikator yang mengenakan tarif batas paling bawah.
"Ini yang membuat kami terkena imbas karena ojek di pangkalan yang tarifnya sudah murah, tetapi ada tarif dari salah satu aplikator ojek online juga lebih murah lagi," katanya.
Hal tersebut, kata dia, membuat pihaknya melakukan aksi menyegel kantor salah satu platform ojek online di Kota Jayapura pada Kamis (15/3) untuk meminta kesamaan tarif dengan platform ojek online yang lain.