Jayapura (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan pada Mei 2023, terjadi inflasi di tiga kota tahun ke tahun atau year on year (yoy) sebesar 3,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,01.

Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Papua Akhmad Fauzi di Jayapura, Senin, mengatakan seluruh kota IHK di Papua mengalami inflasi, dimana di Merauke sebesar 4,57 persen, di Timika sebesar 6,04 persen, dan di Jayapura sebesar 2,39 persen.

“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok transportasi sebesar 9,55 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 6,85 persen, kelompok pendidikan sebesar 7,94 persen serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,91 persen,” katanya

Menurut Akhmad, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan inflasi yoy pada Mei 2023, antara lain bensin, beras, cabai rawit, rokok kretek filter, dan biaya akademi atau perguruan tinggi.

“Sementara beberapa komoditas yang dominan memberikan andil sumbangan deflasi yoy, antara lain minyak goreng, ikan ekor kuning, ikan tongkol, buah pinang, dan daging ayam ras,” ujarnya lagi.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Papua Suzana Wanggai mengatakan harga bahan pokok memang stabil, namun memang ada beberapa kelompok yang mempengaruhi inflasi yakni pada transportasi. Sehingga Papua masuk 10 besar provinsi terendah secara nasional.

“Angka tersebut cukup baik, hanya saja, tidak boleh berpuas diri dan beberapa langkah pun dilakukan Pemprov mengendalikan Inflasi,” katanya.

Menurut Suzana, pihaknya akan gencar melakukan kerja sama antar daerah sehingga daerah yang surplus bisa menutupi kekurangan daerah lainnya.

“Seperti kerja sama dilakukan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom sehingga kami memberikan apresiasi,”ujarnya.
 


Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024