Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Dinas Pertanian dan Pangan setempat berharap melalui Sensus Pertanian (SP) 2023 dapat memperbaharui data tentang petani Orang Asli Papua (OAP) karena Bumi Cenderawasih kaya akan hasil alamnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Papua Samuel Siriwa kepada Antara di Jayapura, Selasa, mengatakan SP 2023 untuk tahun ini sangat penting mengingat kini Provinsi Papua tersisa delapan kabupaten dan satu kota.

“Kami dari Pemprov Papua khususnya pertanian berharap Sensus Pertanian 2023 benar-benar bisa mengupdate data para petani,” katanya.

Menurut Samuel, baik pendataan bagi petani Orang Asli Papua dan pendatang agar penyaluran bantuan subsidi bisa tepat sasaran.

“Seperti yang diketahui potensi sumber daya alam di Papua sangat besar khususnya daerah pedalaman dengan hasil pangan lokal,” ujarnya lagi.

Dia menjelaskan untuk itu SP pada 2023, sangat penting karena bisa mengetahui dengan pasti berapa jumlahnya baik itu di sektor pertanian, perikanan perkebunan, peternakan, dan kehutanan pasca pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB). Sehingga diharapkan agar masyarakat bisa ikut membantu mensukseskan sensus pertanian tersebut.

“Saat memang perlu perbaikan data dengan adanya DOB, agar mampu meletakkan databases awal pasca terjadinya pemekaran, sehingga ke depan kami bisa menargetkan swasembada pangan,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Adriana Helena Carolina mengatakan pihaknya melibatkan 4.523 petugas dalam pelaksanaan sensus pertanian, yang mana telah dimulai pada 1 Juni 2023 secara serentak di seluruh Indonesia.

“Petugas yang turun lapangan tersebut tahun ini memang cukup banyak mengingat kini terdapat tiga Daerah Otonomi Baru. Daerah paling banyak petugas di Kabupaten Paniai, Papua Tengah dengan melibatkan 400 petugas hal ini dikarenakan daerah tersebut ada dua provinsi pemekaran,” katanya.


Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024