Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat berharap adanya sinergi bersama instansi terkait dalam menghadapi fenomena EL Nino guna mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kebakaran yang diperkirakan di Bumi Cenderawasih.
Kepala BPBD Provinsi Papua William H Manderi di Jayapura, Rabu, mengatakan beberapa waktu lalu dari pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memberikan peringatan terkait fenomena alam yang perlu di waspada.
“Untuk itu ini perlu menjadi perhatian bersama dalam melakukan mitigasi guna meminimalisasi dampak yang terjadi pada fenomena El Nino tersebut,” katanya.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dengan tidak melakukan pembakaran hutan secara pada fenomena EL Nino.
“Kami harap masyarakat tetap waspada terhadap fenomena-fenomena yang terjadi pada 2023, terutama dengan tidak membuka lahan,” kata William H Manderi.
Sementara itu, Kepala stasiun klimatologi BMKG Jayapura Sulaiman mengatakan Papua memasuki fenomena El Nino lemah untuk itu kepada seluruh masyarakat setempat untuk tetap berwaspada menghadapi fenomena tersebut.
Berdasarkan pemantauan index anomali Sea Surface Temperature (STT) kini Papua berada nilai plus 0.45 atau netral yang mana sedang berkembang ke arah El Nino lemah.
“Fenomena EL Nino memiliki empat tingkatan pada posisi netral anomali -0,5 sampai dengan 0,5 STT, lemah yakni 0,5 sampai dengan 1,0 STT lalu sedang 1,0 sampai dengan 1,5 STT dan kuat lebih dari 1,5 STT,” katanya.
Menurut dia dampak yang akan terjadi pada fenomena El Nino biasanya berpengaruh pada musim kemarau panjang, sehingga intensitas curah hujan akan berkurang, tidak seperti biasanya.
“Pada kondisi normal curah hujan rata-rata untuk wilayah di Papua berkisar pada 2.400 milimeter per tahun namun dengan ada Fenomena EL Nino ini bisa berkurang 40 persen atau sekitar 1.800 milimeter,” demikian Sulaiman.