Keerom (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan hasil panen jagung yang dilakukan di lokasi food estate, Kabupaten Keerom, Papua di atas standar nasional
"Meski baru pertama kali ditanam tapi hasilnya sudah cukup tinggi yakni tujuh ton per hektare jumlah ini di atas standar nasional yakni 5,6 ton per hektare," katanya saat panen jagung di food estate, Kampung Wambes, Kamis.
Menurut Presiden Jokowi, tanah yang ada di lokasi tersebut sudah sangat subur dan yang perlu dilakukan perbaikan ialah jarak antara parit supaya pengelolaan air lebih baik sehingga hasil produksi akan semakin bagus.
"Jarak antara parit harus didekatkan lagi dari 12 meter menjadi 5-6 meter supaya hasil produksi jagung ke depan semakin baik dan semua jagungnya bisa sama besar," ujarnya.
Dia menjelaskan sementara untuk harganya per kilogram Rp5 ribu sampai Rp6 ribu di mana harga itu sudah sangat tinggi dibanding harga pokok produksi sehingga jika produksi tujuh ton per hektar dan kali Rp6 ribu berarti sudah mencapai Rp42 juta per hektare.
"Dan kalau bisa mencapai 1000 hektare berarti bisa mendapat Rp42 miliar per tiga bulan atau 100 hari masa panen," katanya.
Dia menambahkan pihaknya akan kembali berkunjung ke Kabupaten Keerom dalam tiga bulan mendatang sehingga diharapkan hasil panen berikut akan memberikan hasil yang baik.
"Jika produksinya tinggi lahan jagung tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan jagung di Indonesia timur," ujarnya lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden: Hasil panen jagung Keerom di atas standar nasional
"Meski baru pertama kali ditanam tapi hasilnya sudah cukup tinggi yakni tujuh ton per hektare jumlah ini di atas standar nasional yakni 5,6 ton per hektare," katanya saat panen jagung di food estate, Kampung Wambes, Kamis.
Menurut Presiden Jokowi, tanah yang ada di lokasi tersebut sudah sangat subur dan yang perlu dilakukan perbaikan ialah jarak antara parit supaya pengelolaan air lebih baik sehingga hasil produksi akan semakin bagus.
"Jarak antara parit harus didekatkan lagi dari 12 meter menjadi 5-6 meter supaya hasil produksi jagung ke depan semakin baik dan semua jagungnya bisa sama besar," ujarnya.
Dia menjelaskan sementara untuk harganya per kilogram Rp5 ribu sampai Rp6 ribu di mana harga itu sudah sangat tinggi dibanding harga pokok produksi sehingga jika produksi tujuh ton per hektar dan kali Rp6 ribu berarti sudah mencapai Rp42 juta per hektare.
"Dan kalau bisa mencapai 1000 hektare berarti bisa mendapat Rp42 miliar per tiga bulan atau 100 hari masa panen," katanya.
Dia menambahkan pihaknya akan kembali berkunjung ke Kabupaten Keerom dalam tiga bulan mendatang sehingga diharapkan hasil panen berikut akan memberikan hasil yang baik.
"Jika produksinya tinggi lahan jagung tersebut diharapkan bisa memenuhi kebutuhan jagung di Indonesia timur," ujarnya lagi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden: Hasil panen jagung Keerom di atas standar nasional