Jayapura (ANTARA) - Satgas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 132/BS melakukan perbaikan pipa yang rusak dan normalisasi bendungan air di perbatasan Skouw (RI)-Wutung (Papua Nugini), Kota Jayapura, Papua.

Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak dalam siaran pers yang diterima di Jayapura, Sabtu, menyebutkan bendungan air di wilayah itu merupakan sumber utama air bersih bagi seluruh masyarakat Kampung Skouw dan Wutung.

Menurut dia, aktivitas perbaikan bendungan air itu dilaksanakan selama enam hari dan diakhiri dengan acara adat di lokasi bendungan air, dilanjutkan dengan acara seremonial di Pos Komando Utama Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 132/BS dengan mengundang seluruh lapisan masyarakat yang tinggal di perbatasan RI-PNG.

"Kegiatan diawali dengan pembersihan bendungan air selama tiga hari dengan menggunakan ekskavator dan dilanjutkan dengan pemasangan double pipa HDPE sepanjang 160 meter untuk mengganti pipa lama yang telah rusak," katanya.

Selain didistribusikan untuk masyarakat yang tinggal di perbatasan Skouw, aliran air bersih ini juga dapat dinikmati oleh para pelintas batas kedua negara, pedagang di pasar perbatasan serta turis mancanegara maupun domestik.

Dengan demikian, pemenuhan air merupakan kebutuhan primer yang paling mutlak dan mendasar bagi semua makhluk hidup sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan air diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Kami hadir untuk memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya bagi warga Papua, supaya TNI AD selalu ada di hati rakyat," ujarnya.

Ondoafi Kampung Skouw Afi Stenley mengatakan masyarakat sangat berterima kasih kepada Pangkostrad dan Pangdam XVII/Cenderawasih serta Satgas Pamtas Yonif 132/BS yang telah memberikan perhatian tulus dan ikhlas kepada warga setempat.

"Sebelumnya masyarakat di perbatasan kesulitan air bersih untuk kebutuhan hidup sehingga dengan adanya bantuan dari tim TNI AD Manunggal Air Kodam XVII/Cenderawasih kami bisa menikmati air bersih kembali," katanya.

Bendungan air di wilayah itu telah tertimbun oleh lumpur, batu dan pasir yang longsor serta pepohonan yang tumbang. Akibatnya, air tidak dapat mengalir secara normal dan menyumbat bak penampungan, selain juga ditemukan banyak pipa yang sudah patah dan putus.

Pewarta : Ardiles Leloltery
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024