Jayapura (ANTARA) - Kota Jayapura, Papua, telah meraih satu kali penghargaan Swasti Saba kategori Padapa sebagai kota sehat dari Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kesehatan RI pada 2019. Sebelum itu, pada 2017 negeri "Port Numbay" tersebut masuk dalam nominasi kota sehat namun tidak lolos verifikasi.
Selanjutnya pada 2021 untuk ketiga kalinya, Kota Jayapura juga masuk dalam nominasi kota sehat hanya saja presentasi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura tidak sesuai dengan data di lapangan karena saat itu masih dalam situasi pandemi COVID-19 sehingga penghargaan Swasti Saba tidak bisa dipertahankan.
Dan pada 2023 Ibu Kota Provinsi Papua tersebut kembali masuk nominasi kota sehat yang ke empat kali. Jika sebelumnya hanya ada dua tatanan yang harus dilengkapi untuk meraih penghargaan Swasti Saba, kali ini Kemendagri dan Kemenkes menambahkan menjadi sembilan tatanan yang harus dilengkapi oleh masing-masing kota/kabupaten yang masuk dalam nominasi.
Swasti Saba merupakan penghargaan yang diberikan 2 tahun sekali oleh Kemendagri dan Kemenkes RI kepada kota/kabupaten yang berhasil menyelenggarakan program tatanan yang terdapat dalam Program Kabupaten/Kota Sehat (KKS).
Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional pada medio September telah mendatangi Kota Jayapura guna melakukan verifikasi dan observasi di lapangan pada 15--16 September 2023. Tujuannya untuk memperoleh data valid yang kemudian bisa menjadikan Jayapura sebagai kota sehat serta bebas sampah.
Selama dua hari pelaksanaan verifikasi dan observasi di Kota Jayapura, Tim Penilaian Kota Sehat Nasional mengunjungi posyandu, UMKM Manokwari Bakery, Taman Mandiri, Puskesmas Jayapura Utara, SMPN 3 Jayapura Mall Pelayanan Publik, Terminal Entrop, Terminal Mesran, Kampung Holtekamp, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Koya Koso.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengatakan kota ini telah lolos verifikasi dokumen dan presentasi kemudian tinggal tim verifikasi yang melakukan observasi di lapangan untuk membuktikan apa yang telah dipresentasikan benar terjadi di lingkungan masyarakat dan area publik.
Dengan tambahan indikator menjadi sembilan tatanan yang harus dilengkapi maka Dinas Kesehatan Kota Jayapura bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) akan terus berjuang sehingga bisa meraih penghargaan Swasti Saba, baik kategori Padapa, Wiwerda, maupun Wistara.
Belajar dari pengalaman pada 2019, Kota Jayapura sudah pasti bisa mendapatkan penghargaan Swasti Saba kategori Padapa apalagi perkembangan dan kemajuan di kota itu sudah sangat baik.
Hanya saja permasalahan yang hingga kini masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Jayapura ialah persampahan yang masih banyak karena setiap hari sekitar tiga ton sampah belum dikelola dengan baik.
Hal tersebut dipicu akibat kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya serta keterbatasan jumlah petugas kebersihan dan armada (truk) yang dimiliki Pemkot Jayapura.
Untuk memperoleh penghargaan Wistara maka Kota Jayapura harus bebas dari sampah sehingga daerah tersebut benar-benar layak huni sehingga orang tua tidak lagi khawatir dengan banyaknya sampah, nyamuk, dan asap rokok ketika mereka membawa anak-anak ke area publik.
"Itulah mimpi kami semua Kota Jayapura harus indah dan bersih. Utuk itu kami minta seluruh masyarakat jangan membuang sampah sembarangan, sampah dapat dipilah karena cara ini bisa menghasilkan uang," kata Sri.
Karena permasalahan sampah saat ini belum dikelola dengan baik maka untuk meraih penghargaan Swasti Saba kategori Wistara masih jauh dari genggaman Pemkot Jayapura. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kolaborasi antarsemua OPD untuk melakukan inovasi dalam penanganan sampah.
Dengan kerja keras semua OPD dan melibatkan semua lapisan masyarakat maka Kota Jayapura berpeluang besar mendapatkan penghargaan Swasti Saba kategori Wistara.
Perilaku hidup sehat
Salah satu keberhasilan yang ingin dicapai tidak hanya peran dari pemerintahan daerah, masyarakat juga harus turut serta bersama-sama menerapkan perilaku hidup sehat.
Selain itu, untuk memicu semangat semua sektor maka peran media massa juga juga tidak kalah penting dalam memberikan informasi yang akurat sehingga ada gerakan dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Jayapura.
Menurut anggota Tim Verifikasi Kota Sehat dari Kemenkes RI Ely Setyawati, sembilan tatanan yang harus dilengkapi, di antaranya komponen pemerintahan, yakni perilaku kesehatannya sendiri; sarana dan prasarana dasar harus dilengkapi termasuk juga pasar dan sekolah yang sudah diunggulkan hingga adiwiyata untuk se-Asia Tenggara.
Tim melihat Kota Jayapura sudah bagus, program dijalankan namun yang perlu diingatkan adalah tidak hanya program reguler tetapi manakala terjadi bencana mereka juga sudah sangat siap.
Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional Wahyu Suharto menyatakan untuk mencapai predikat Kabupaten/Kota Sehat (KKS) tidak bisa dicapai oleh satu OPD di lingkungan pemerintah daerah setempat saja, tetapi semua warga masyarakat dan pemangku kepentingan harus berjuang bersama dan terintegrasi serta konvergen.
Menurut Wahyu, yang paling susah adalah konvergen karena semua program dari seluruh OPD harus menyatu maju menuju kota sehat.
Untuk mencapai kota sehat, Pemkot Jayapura bias menggelar lomba kebersihan lingkungan antarkampung atau kelurahan sehingga ada upaya untuk mengelola sampah secara benar.
Setelah verifikasi dan observasi di lapangan dan Kota Jayapura meraih penghargaan Swasti Saba maka prestasi ini bisa menjadi contoh daerah lain di Tanah Papua. Kota Jayapura merupakan satu-satunya wilayah yang ikut dalam program KKS.
Untuk mencapai kemajuan dan kemaslahatan bersama selalu membutuhkan kerja tim dan dukungan warga masyarakat.
Kota Jayapura telah merasakan hasil kerja tim tersebut, namun hal itu bukanlah tujuan akhir karena kemajuan peradaban masyarakat selalu bergerak dinamis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menyatu maju menuju Kota Jayapura yang sehat
Selanjutnya pada 2021 untuk ketiga kalinya, Kota Jayapura juga masuk dalam nominasi kota sehat hanya saja presentasi yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura tidak sesuai dengan data di lapangan karena saat itu masih dalam situasi pandemi COVID-19 sehingga penghargaan Swasti Saba tidak bisa dipertahankan.
Dan pada 2023 Ibu Kota Provinsi Papua tersebut kembali masuk nominasi kota sehat yang ke empat kali. Jika sebelumnya hanya ada dua tatanan yang harus dilengkapi untuk meraih penghargaan Swasti Saba, kali ini Kemendagri dan Kemenkes menambahkan menjadi sembilan tatanan yang harus dilengkapi oleh masing-masing kota/kabupaten yang masuk dalam nominasi.
Swasti Saba merupakan penghargaan yang diberikan 2 tahun sekali oleh Kemendagri dan Kemenkes RI kepada kota/kabupaten yang berhasil menyelenggarakan program tatanan yang terdapat dalam Program Kabupaten/Kota Sehat (KKS).
Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional pada medio September telah mendatangi Kota Jayapura guna melakukan verifikasi dan observasi di lapangan pada 15--16 September 2023. Tujuannya untuk memperoleh data valid yang kemudian bisa menjadikan Jayapura sebagai kota sehat serta bebas sampah.
Selama dua hari pelaksanaan verifikasi dan observasi di Kota Jayapura, Tim Penilaian Kota Sehat Nasional mengunjungi posyandu, UMKM Manokwari Bakery, Taman Mandiri, Puskesmas Jayapura Utara, SMPN 3 Jayapura Mall Pelayanan Publik, Terminal Entrop, Terminal Mesran, Kampung Holtekamp, dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Koya Koso.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengatakan kota ini telah lolos verifikasi dokumen dan presentasi kemudian tinggal tim verifikasi yang melakukan observasi di lapangan untuk membuktikan apa yang telah dipresentasikan benar terjadi di lingkungan masyarakat dan area publik.
Dengan tambahan indikator menjadi sembilan tatanan yang harus dilengkapi maka Dinas Kesehatan Kota Jayapura bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) akan terus berjuang sehingga bisa meraih penghargaan Swasti Saba, baik kategori Padapa, Wiwerda, maupun Wistara.
Belajar dari pengalaman pada 2019, Kota Jayapura sudah pasti bisa mendapatkan penghargaan Swasti Saba kategori Padapa apalagi perkembangan dan kemajuan di kota itu sudah sangat baik.
Hanya saja permasalahan yang hingga kini masih menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Jayapura ialah persampahan yang masih banyak karena setiap hari sekitar tiga ton sampah belum dikelola dengan baik.
Hal tersebut dipicu akibat kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya serta keterbatasan jumlah petugas kebersihan dan armada (truk) yang dimiliki Pemkot Jayapura.
Untuk memperoleh penghargaan Wistara maka Kota Jayapura harus bebas dari sampah sehingga daerah tersebut benar-benar layak huni sehingga orang tua tidak lagi khawatir dengan banyaknya sampah, nyamuk, dan asap rokok ketika mereka membawa anak-anak ke area publik.
"Itulah mimpi kami semua Kota Jayapura harus indah dan bersih. Utuk itu kami minta seluruh masyarakat jangan membuang sampah sembarangan, sampah dapat dipilah karena cara ini bisa menghasilkan uang," kata Sri.
Karena permasalahan sampah saat ini belum dikelola dengan baik maka untuk meraih penghargaan Swasti Saba kategori Wistara masih jauh dari genggaman Pemkot Jayapura. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kolaborasi antarsemua OPD untuk melakukan inovasi dalam penanganan sampah.
Dengan kerja keras semua OPD dan melibatkan semua lapisan masyarakat maka Kota Jayapura berpeluang besar mendapatkan penghargaan Swasti Saba kategori Wistara.
Perilaku hidup sehat
Salah satu keberhasilan yang ingin dicapai tidak hanya peran dari pemerintahan daerah, masyarakat juga harus turut serta bersama-sama menerapkan perilaku hidup sehat.
Selain itu, untuk memicu semangat semua sektor maka peran media massa juga juga tidak kalah penting dalam memberikan informasi yang akurat sehingga ada gerakan dalam mengatasi permasalahan sampah di Kota Jayapura.
Menurut anggota Tim Verifikasi Kota Sehat dari Kemenkes RI Ely Setyawati, sembilan tatanan yang harus dilengkapi, di antaranya komponen pemerintahan, yakni perilaku kesehatannya sendiri; sarana dan prasarana dasar harus dilengkapi termasuk juga pasar dan sekolah yang sudah diunggulkan hingga adiwiyata untuk se-Asia Tenggara.
Tim melihat Kota Jayapura sudah bagus, program dijalankan namun yang perlu diingatkan adalah tidak hanya program reguler tetapi manakala terjadi bencana mereka juga sudah sangat siap.
Ketua Tim Verifikasi Kota Sehat Nasional Wahyu Suharto menyatakan untuk mencapai predikat Kabupaten/Kota Sehat (KKS) tidak bisa dicapai oleh satu OPD di lingkungan pemerintah daerah setempat saja, tetapi semua warga masyarakat dan pemangku kepentingan harus berjuang bersama dan terintegrasi serta konvergen.
Menurut Wahyu, yang paling susah adalah konvergen karena semua program dari seluruh OPD harus menyatu maju menuju kota sehat.
Untuk mencapai kota sehat, Pemkot Jayapura bias menggelar lomba kebersihan lingkungan antarkampung atau kelurahan sehingga ada upaya untuk mengelola sampah secara benar.
Setelah verifikasi dan observasi di lapangan dan Kota Jayapura meraih penghargaan Swasti Saba maka prestasi ini bisa menjadi contoh daerah lain di Tanah Papua. Kota Jayapura merupakan satu-satunya wilayah yang ikut dalam program KKS.
Untuk mencapai kemajuan dan kemaslahatan bersama selalu membutuhkan kerja tim dan dukungan warga masyarakat.
Kota Jayapura telah merasakan hasil kerja tim tersebut, namun hal itu bukanlah tujuan akhir karena kemajuan peradaban masyarakat selalu bergerak dinamis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menyatu maju menuju Kota Jayapura yang sehat