Biak (ANTARA) - Potensi kemaritiman di pulau terluar Mapia, Distrik Supiori Barat, Kabupaten Supiori, Papua, memberikan peluang pendapatan ekonomi warga setempat.
"Tahun ini ada tim perguruan tinggi Universitas Negeri Papua (UNIPA) berencana melakukan pendampingan ke warga pulau terluar Mapia untuk mengelola potensi kemaritiman," ujar Asisten 1 Setda Kabupaten Supiori Hengky Mandosir di Biak, Selasa.
Ia mengatakan, gugusan kepulauan terluar Mapia yang dihuni sebanyak 69 kepala keluarga dengan pekerjaan sehari-hari sebagai nelayan.
Ia berharap, dengan adanya pendampingan tim dari UNIPA akan mampu meningkatkan ketrampilan warga pulau terluar Mapia mengelola potensi kemaritiman supaya bernilai ekonomis.
"Pemkab Supiori menyambut positif program pendampingan warga pulau terluar Mapia dalam mengelola potensi kemaritiman," kata Mandosir.
Ia berharap, sektor perikanan dan kelautan, pariwisata dan perkebunan kelapa untuk bahan penghasil kopra menjadi sumber ekonomi keluarga.
Mandosir mengatakan, dilihat dari dampak ekonomi yang diperoleh warga di pulau terluar Mapia sangat terbuka karena ditunjang sumber daya alam kelautan dan perikanan.
Selain itu keberadaan pulau terluar Mapia berada di bibir lautan Pasifik, menurut Mandosir, karena berada di tapal batas negara tetangga Palau.
"Keberadaan pulau terluar Mapia menjadi beranda terdepan kedaulatan NKRI sehingga potensi kemaritiman dimiliki terus diberdayakan menjadi kekuatan ekonomi daerah," harap Mandosir.
Salah satu warga Mapia, Yawan mengatakan, hasil perikanan dan kopra menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah Pulau Mapia.
"Untuk hasil ikan di Pulau Mapia sudah diolah menjadi ikan asin dan menjadi sumber ekonomi keluarga orang asli Papua," katanya.
"Tahun ini ada tim perguruan tinggi Universitas Negeri Papua (UNIPA) berencana melakukan pendampingan ke warga pulau terluar Mapia untuk mengelola potensi kemaritiman," ujar Asisten 1 Setda Kabupaten Supiori Hengky Mandosir di Biak, Selasa.
Ia mengatakan, gugusan kepulauan terluar Mapia yang dihuni sebanyak 69 kepala keluarga dengan pekerjaan sehari-hari sebagai nelayan.
Ia berharap, dengan adanya pendampingan tim dari UNIPA akan mampu meningkatkan ketrampilan warga pulau terluar Mapia mengelola potensi kemaritiman supaya bernilai ekonomis.
"Pemkab Supiori menyambut positif program pendampingan warga pulau terluar Mapia dalam mengelola potensi kemaritiman," kata Mandosir.
Ia berharap, sektor perikanan dan kelautan, pariwisata dan perkebunan kelapa untuk bahan penghasil kopra menjadi sumber ekonomi keluarga.
Mandosir mengatakan, dilihat dari dampak ekonomi yang diperoleh warga di pulau terluar Mapia sangat terbuka karena ditunjang sumber daya alam kelautan dan perikanan.
Selain itu keberadaan pulau terluar Mapia berada di bibir lautan Pasifik, menurut Mandosir, karena berada di tapal batas negara tetangga Palau.
"Keberadaan pulau terluar Mapia menjadi beranda terdepan kedaulatan NKRI sehingga potensi kemaritiman dimiliki terus diberdayakan menjadi kekuatan ekonomi daerah," harap Mandosir.
Salah satu warga Mapia, Yawan mengatakan, hasil perikanan dan kopra menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah Pulau Mapia.
"Untuk hasil ikan di Pulau Mapia sudah diolah menjadi ikan asin dan menjadi sumber ekonomi keluarga orang asli Papua," katanya.