Biak (ANTARA) - Wakil Bupati Biak Numfor, Papua Calvin Mansnembra mengatakan pakaian batik motif apapun termasuk ciri khas Papua merupakan bagian identitas budaya Nusantara yang harus dilindungi keasliannya.
"Sebagai warga Biak Numfor, kita juga harus menggunakan pakaian batik untuk memperkaya cipta karya budaya asli Indonesia," ujar Wakil Bupati Biak Numfor Calvin Mansnembra di Biak, Selasa.
Wabup Calvin mengakui Indonesia kaya dengan beragam suku dan budaya Nusantara yang saat ini masih tetap terjaga keasliannya, salah satunya adalah baju batik.
Calvin berharap batik asli karya seni perajin Indonesia terus dijaga keasliannya, karena merupakan produk asli para pelaku usaha orang asli Indonesia.
"Kita harus bangga dengan karya seni pakaian batik yang sudah diakui dunia sebagai milik rakyat Indonesia," kata Calvin Mansnembra.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Sekda Biak ZL Mailoa berharap karya seni batik cap tulis yang diciptakan perajin perempuan ibu-ibu TP PKK Biak bisa menjadi usaha sampingan keluarga.
Karya batik cap tulis yang bermotif daerah Biak, lanjut Mailoa, bisa saja diproduksi secara massal untuk menjadi pakaian batik siswa di sekolah.
"Perajin batik cap tulis juga punya prospek ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga," kata ZL Mailoa.
Sedangkan karya batik cap tulis dengan bahan kertas bekas, menurut Mailoa, dapat membantu mengurangi limbah sampah di lingkungan keluarga.
UNESCO telah menetapkan batik Indonesia sebagai warisan dunia non-benda.
Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, Pemerintah Indonesia menetapkan hari batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wabup Biak: Batik Papua bagian identitas budaya Nusantara
"Sebagai warga Biak Numfor, kita juga harus menggunakan pakaian batik untuk memperkaya cipta karya budaya asli Indonesia," ujar Wakil Bupati Biak Numfor Calvin Mansnembra di Biak, Selasa.
Wabup Calvin mengakui Indonesia kaya dengan beragam suku dan budaya Nusantara yang saat ini masih tetap terjaga keasliannya, salah satunya adalah baju batik.
Calvin berharap batik asli karya seni perajin Indonesia terus dijaga keasliannya, karena merupakan produk asli para pelaku usaha orang asli Indonesia.
"Kita harus bangga dengan karya seni pakaian batik yang sudah diakui dunia sebagai milik rakyat Indonesia," kata Calvin Mansnembra.
Sebelumnya, Pelaksana tugas Sekda Biak ZL Mailoa berharap karya seni batik cap tulis yang diciptakan perajin perempuan ibu-ibu TP PKK Biak bisa menjadi usaha sampingan keluarga.
Karya batik cap tulis yang bermotif daerah Biak, lanjut Mailoa, bisa saja diproduksi secara massal untuk menjadi pakaian batik siswa di sekolah.
"Perajin batik cap tulis juga punya prospek ekonomi untuk menambah penghasilan keluarga," kata ZL Mailoa.
Sedangkan karya batik cap tulis dengan bahan kertas bekas, menurut Mailoa, dapat membantu mengurangi limbah sampah di lingkungan keluarga.
UNESCO telah menetapkan batik Indonesia sebagai warisan dunia non-benda.
Berdasarkan keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, Pemerintah Indonesia menetapkan hari batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wabup Biak: Batik Papua bagian identitas budaya Nusantara