Kota Jayapura (ANTARA) -
Kementerian Sosial (Kemensos) RI bersama Gereja Katolik wilayah Papua mengirim guru Sekolah Dasar (SD) ke daerah pedalaman Papua Pegunungan.
Guru yang dikirim itu sebanyak tujuh orang yang akan mengajar di SD Inpres Saminage dan SD Hamer Helenga, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini dalam rilis yang diterima ANTARA di Jayapura, Sabtu, mengatakan selama ini tidak ada satu pun guru yang mau mengajar di dua sekolah tersebut.
“Akibatnya siswa kurang lebih 150-300 orang sampai hari ini putus sekolah akibat tidak adanya guru,” kata Mensos Risma.
Menurut Mensos Risma, Gereja Katolik dalam hal ini pimpinan Keuskupan Jayapura Mgr Yanuarius Matopai You meminta untuk memfasilitasi guru di dua sekolah pedalaman itu.
“Saya coba bantu gaji, operasional, dan peralatan mereka, untuk ke sana sehingga harapannya anak-anak di sana mendapat pendidikan yang layak,” ujar Mensos Risma.
Menurutnya, tanpa bantuan Kemensos maka guru-guru tidak bisa sampai ke Saminage dan Hamer Helenga karena untuk sampai ke sana memerlukan waktu tiga hari jalan kaki.
“Akhirnya kita bantu transportasi dan semuanya untuk mereka bisa pergi dan mengajar di sana,” kata Mensos Risma.
Sementara itu Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Teofilus Matopai You mengatakan dalam kunjungannya pada Juni lalu tidak ada sekolah guru di tiga SD dan satu SMP di Saminage.
“Mayoritas di sana itu umat Katolik dan sangat miris, karena sekian tahun lamanya ada bangunan sekolah tapi tidak ada guru,” ujarnya.
Uskup Jayapura menyampaikan terima kasih karena ada dukungan dari Kemensos untuk kebutuhan guru selama setahun.
“Setelah satu tahun berjalan baru saya bicara dengan Dinas Pendidikan Papua Pegunungan dan Bupati Yahukimo untuk bagaimana mencari jalan keluarnya sehingga anak-anak di sana tetap mendapat pendidikan yang baik,” katanya.
Guru yang dikirim itu sebanyak tujuh orang yang akan mengajar di SD Inpres Saminage dan SD Hamer Helenga, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini dalam rilis yang diterima ANTARA di Jayapura, Sabtu, mengatakan selama ini tidak ada satu pun guru yang mau mengajar di dua sekolah tersebut.
“Akibatnya siswa kurang lebih 150-300 orang sampai hari ini putus sekolah akibat tidak adanya guru,” kata Mensos Risma.
Menurut Mensos Risma, Gereja Katolik dalam hal ini pimpinan Keuskupan Jayapura Mgr Yanuarius Matopai You meminta untuk memfasilitasi guru di dua sekolah pedalaman itu.
“Saya coba bantu gaji, operasional, dan peralatan mereka, untuk ke sana sehingga harapannya anak-anak di sana mendapat pendidikan yang layak,” ujar Mensos Risma.
Menurutnya, tanpa bantuan Kemensos maka guru-guru tidak bisa sampai ke Saminage dan Hamer Helenga karena untuk sampai ke sana memerlukan waktu tiga hari jalan kaki.
“Akhirnya kita bantu transportasi dan semuanya untuk mereka bisa pergi dan mengajar di sana,” kata Mensos Risma.
Sementara itu Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Teofilus Matopai You mengatakan dalam kunjungannya pada Juni lalu tidak ada sekolah guru di tiga SD dan satu SMP di Saminage.
“Mayoritas di sana itu umat Katolik dan sangat miris, karena sekian tahun lamanya ada bangunan sekolah tapi tidak ada guru,” ujarnya.
Uskup Jayapura menyampaikan terima kasih karena ada dukungan dari Kemensos untuk kebutuhan guru selama setahun.
“Setelah satu tahun berjalan baru saya bicara dengan Dinas Pendidikan Papua Pegunungan dan Bupati Yahukimo untuk bagaimana mencari jalan keluarnya sehingga anak-anak di sana tetap mendapat pendidikan yang baik,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenso bantu kirim guru ke pedalaman Papua Pegunungan