Biak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif meminta 50 pelaku usaha untuk mengembangkan 17 subsektor ekonomi kreatif guna menunjang Sail Teluk Cenderawasih (STC) Biak.
"Pengembangan ekosistem ekonomi kreatif menjadi tuntutan pasar secara digitalisasi," ujar Staf Ahli Bupati Biak Putu Wiadnyana saat membuka lokakarya ekosistem pengembangan ekraf di Biak, Senin.
Putu mengatakan, ekonomi kreatif adalah proses penciptaan, kegiatan produksi dan distribusi barang jasa yang dalam prosesnya sangat membutuhkan kreativitas dan kemampuan intelektual.
Dengan dukungan ekosistem ekraf yang disiapkan pemerintah, lanjut Putu, akan membantu para pelaku usaha mengembangkan produk dalam menjawab kebutuhan masyarakat setempat.
"Saya optimistis workshop ekonomi kreatif yang diselenggarakan Disbudpar Papua bersama Kemenparekref bisa memberikan dampak peningkatan produk pelaku usaha sehingga meningkatkan pendapatan," katanya.
Dari data Kementerian Pariwisata Ekraf di Indonesia, menurut Putu, terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia di antaranya pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, dan kuliner.
Jenis ekraf lainnya, menurut Putu, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.
"Dukungan pemerintah daerah lewat Disbudpar dan Kementerian Pariwisata mampu meningkatkan perkembangan 17 subsektor ekraf di Biak Numfor," harapnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Workshop pengembangan ekosistem ekonomi kreatif Disbudpar Papua G.Mauri menyebut, tujuan kegiatan lokakarya ekonomi kreatif untuk meningkatkan kualitas produksi pelaku usaha di Kabupaten Biak Numfor.
Waktu kegiatan lokakarya, lanjut dia, tiga hari, 13-15 November 2023.
"Jumlah peserta yang diundang sebanyak 50 pelaku usaha mikro kecil ekonomi kreatif di Biak," katanya.
Kegiatan lokakarya pengembangan ekosistem ekonomi kreatif dibuka Staf Ahli Bupati Biak Putu Wiadnyana didampingi Kadis Pariwisata Biak Onny Dangeubun serta perwakilan Kemenparekref Yanuar Arif
"Pengembangan ekosistem ekonomi kreatif menjadi tuntutan pasar secara digitalisasi," ujar Staf Ahli Bupati Biak Putu Wiadnyana saat membuka lokakarya ekosistem pengembangan ekraf di Biak, Senin.
Putu mengatakan, ekonomi kreatif adalah proses penciptaan, kegiatan produksi dan distribusi barang jasa yang dalam prosesnya sangat membutuhkan kreativitas dan kemampuan intelektual.
Dengan dukungan ekosistem ekraf yang disiapkan pemerintah, lanjut Putu, akan membantu para pelaku usaha mengembangkan produk dalam menjawab kebutuhan masyarakat setempat.
"Saya optimistis workshop ekonomi kreatif yang diselenggarakan Disbudpar Papua bersama Kemenparekref bisa memberikan dampak peningkatan produk pelaku usaha sehingga meningkatkan pendapatan," katanya.
Dari data Kementerian Pariwisata Ekraf di Indonesia, menurut Putu, terdapat 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia di antaranya pengembang permainan, arsitektur, desain interior, musik, seni rupa, desain produk, fesyen, dan kuliner.
Jenis ekraf lainnya, menurut Putu, film animasi dan video, fotografi, desain komunikasi visual, televisi dan radio, kriya, periklanan, seni pertunjukan, penerbitan, dan aplikasi.
"Dukungan pemerintah daerah lewat Disbudpar dan Kementerian Pariwisata mampu meningkatkan perkembangan 17 subsektor ekraf di Biak Numfor," harapnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Workshop pengembangan ekosistem ekonomi kreatif Disbudpar Papua G.Mauri menyebut, tujuan kegiatan lokakarya ekonomi kreatif untuk meningkatkan kualitas produksi pelaku usaha di Kabupaten Biak Numfor.
Waktu kegiatan lokakarya, lanjut dia, tiga hari, 13-15 November 2023.
"Jumlah peserta yang diundang sebanyak 50 pelaku usaha mikro kecil ekonomi kreatif di Biak," katanya.
Kegiatan lokakarya pengembangan ekosistem ekonomi kreatif dibuka Staf Ahli Bupati Biak Putu Wiadnyana didampingi Kadis Pariwisata Biak Onny Dangeubun serta perwakilan Kemenparekref Yanuar Arif