Biak (ANTARA) - Perhatian dan kecintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat orang asli Papua (OAP) tak pernah berhenti, salah satunya adalah dengan membangun fasilitas Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Kampung Samber-Binyeri Distrik Yendidori.
Pembangunan Kalamo di wilayah pesisir pulau Kampung Binyeri Biak, Papua membuktikan Negara senantiasa hadir untuk membangun dari pinggiran, yakni kampung nelayan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dengan membangun kampung nelayan bagi warga lokal di Biak Numfor diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga lokal setempat.
Kampung Binyeri secara administrasi berada di Distrik Yendidori atau sekitar 5 kilometer dari arah barat Kota Biak. Daerah ini dihuni kurang lebih 70 kepala keluarga orang asli Papua yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Kepala Kampung Binyeri yang juga berprofesi nelayan Yacob Binwasef mengungkapkan bahwa bantuan pemerintah melalui program Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa pembangunan Kalamo di Binyeri-Samber merupakan berkah bagi masyarakat setempat.
Apalagi, Kalamo Binyeri-Samber juga memfasilitasi penyediaan ruang penyimpanan dingin ikan (cold storage) serta alat pembuatan es sehingga mampu meningkatkan kualitas ikan tangkapan nelayan.
Sebelum ada Kalamo, nelayan di Kampung Binyeri-Samber biasa menggunakan es batu buatan industri rumahan sehingga ketahanan ikan agar tetap segar dan tidak busuk, tidak lama, hanya setengah hari. Dengan adanya tempat pendinginan ikan, dapat meningkatkan kualitas ikan karena ketahanan ikan jauh lebih lama.
Diakuinya, ikan tangkapan nelayan Kampung Binyeri masih berada di grade B sehingga ikan produksinya belum ada yang bisa ekspor.
Oleh karena itu, nelayan OAP berharap akan bisa ekspor ikan seperti halnya nelayan Indonesia lainnya. Kehadiran Kalamo diharapkan dapat mewujudkan mimpi nelayan Kampung Binyeri untuk ekspor ikan hasil tangkapannya.
Kebiasaan nelayan Kampung Binyeri selama ini, usai menangkap ikan di perairan Biak langsung menjual ke pasar dengan menggunakan angkutan kota untuk menghindari penurunan kualitas ikan.
Yacob dan nelayan di Kampung Binyeri menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Biak Numfor, Dinas Kelautan dan Perikanan Papua serta KKP yang sudah membangun fasilitas Kalamo.
Selain Kalamo, KKP juga menyiapkan petugas pendamping dalam memfasilitasi pembentukan wadah koperasi yang diberi nama Koperasi Samber Binyeri Maju guna mengelola dengan baik hasil ikan tangkapan di laut.
Dengan demikian, nelayan tidak perlu memikirkan pemasaran hasil tangkapannya, sehingga bisa lebih fokus untuk mencari ikan di laut. Ikan tangkapan nelayan Binyeri selama ini hanya dijual ke pasar ikan setempat.
Fasilitas Kalamo
Pembangunan Kampung Nelayan Modern di Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua, menghabiskan anggaran sekitar Rp22 miliar dari APBN 2023.
KKP dalam membangun Kalamo Samber-Binyeri telah menyiapkan fasilitas utama seperti dermaga untuk tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, ruang penyimpanan dingin (cold storage), shelter pendaratan ikan, kios perbekalan hingga dock yard.
Fasilitas pendukung Kalamo yang disiapkan di antaranya berupa balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) hingga kantor pengelola Kalamo.
Untuk menambah keindahan kampung nelayan di pesisir Kampung Binyeri dibangun pula gapura, perbaikan jalan, gardu listrik, stasiun pengisian bahan bakar bagi nelayan (SPBU).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua, Iman Djuniawal, menyatakan bahwa Kampung Nelayan Samber-Binyeri Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor bakal menjadi percontohan kampung nelayan modern di wilayah Tanah Papua.
Kalamo Samber-Binyeri di Papua ini telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas utama seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner serta fasilitas lain mencakup balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah, kantor pengelola kampung nelayan.
Kehadiran Kalamo Samber-Binyeri Biak diharapkan dapa meningkatkan perekonomian keluarga nelayan lokal orang asli di Papua dan pada gilirannya juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat pada umumnya.
Pemprov Papua melalui DKP memberikan apresiasi atas beroperasinya pembangunan kampung nelayan modern di Kabupaten Biak Numfor. Hadirnya kampung nelayan modern di Papua, diharapkan ke depan akan dapat menjadi sentra kegiatan ekspor ikan tuna segar ke berbagai negara tujuan.
Pengelolaan Kalamo
Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Papua meminta jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memperhatikan perawatan pengelolaan Kalamo Binyeri-Samber. Infrastruktur yang dimiliki Kalamo Samber-Binyeri harus senantiasa dirawat dengan baik supaya lebih awet.
Selain itu, Presiden Jokowi minta perhatian keterampilan nelayan orang asli Papua di Kampung Nelayan Modern terus ditingkatkan sehingga dapat mengelola ikan hasil tangkapannya serta bisa bersaing di pasar dalam dan luar negeri.
Dari sisi nilai ekonomi, dengan beroperasinya kampung nelayan modern di Biak, Papua, yang berbasis koperasi ini dapat menurunkan harga es batu setengah harga dari harga normal Rp1.600 per kilo menjadi Rp800 saja.
Penghasilan yang didapat lembaga pengelolaan Kalamo diharapkan dapat membiayai kebutuhan operasional seperti membayar listrik, air bersih dan gaji karyawan pengelola. Jika telah beroperasi dengan baik, maka dapat direplikasi di daerah lain.
Bupati Herry Ario Naap mengakui bahwa pembangunan fasilitas lengkap Kalamo Samber-Binyeri sangat menguntungkan masyarakat orang asli Papua setempat. Apalagi Kalamo di Samber-Binyeri, sudah dibangun dengan berbagai fasilitas penunjang sehingga akan memberikan peningkatan penghasilan bagi nelayan. l
Kalamo diharapkan dapat menjadi pusat studi pengetahuan sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Biak Numfor. Keberadaan Kalamo Binyeri-Samber diharapkan juga bisa menjadi penyuplai kebutuhan ikan ekspor bagi Kabupaten Biak Numfor sebagai pintu terdepan memantapkan kemaritiman Indonesia di Pasifik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meningkatkan kesejahteraan OAP melalui kampung nelayan modern
Pembangunan Kalamo di wilayah pesisir pulau Kampung Binyeri Biak, Papua membuktikan Negara senantiasa hadir untuk membangun dari pinggiran, yakni kampung nelayan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Dengan membangun kampung nelayan bagi warga lokal di Biak Numfor diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan warga lokal setempat.
Kampung Binyeri secara administrasi berada di Distrik Yendidori atau sekitar 5 kilometer dari arah barat Kota Biak. Daerah ini dihuni kurang lebih 70 kepala keluarga orang asli Papua yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Kepala Kampung Binyeri yang juga berprofesi nelayan Yacob Binwasef mengungkapkan bahwa bantuan pemerintah melalui program Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa pembangunan Kalamo di Binyeri-Samber merupakan berkah bagi masyarakat setempat.
Apalagi, Kalamo Binyeri-Samber juga memfasilitasi penyediaan ruang penyimpanan dingin ikan (cold storage) serta alat pembuatan es sehingga mampu meningkatkan kualitas ikan tangkapan nelayan.
Sebelum ada Kalamo, nelayan di Kampung Binyeri-Samber biasa menggunakan es batu buatan industri rumahan sehingga ketahanan ikan agar tetap segar dan tidak busuk, tidak lama, hanya setengah hari. Dengan adanya tempat pendinginan ikan, dapat meningkatkan kualitas ikan karena ketahanan ikan jauh lebih lama.
Diakuinya, ikan tangkapan nelayan Kampung Binyeri masih berada di grade B sehingga ikan produksinya belum ada yang bisa ekspor.
Oleh karena itu, nelayan OAP berharap akan bisa ekspor ikan seperti halnya nelayan Indonesia lainnya. Kehadiran Kalamo diharapkan dapat mewujudkan mimpi nelayan Kampung Binyeri untuk ekspor ikan hasil tangkapannya.
Kebiasaan nelayan Kampung Binyeri selama ini, usai menangkap ikan di perairan Biak langsung menjual ke pasar dengan menggunakan angkutan kota untuk menghindari penurunan kualitas ikan.
Yacob dan nelayan di Kampung Binyeri menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Biak Numfor, Dinas Kelautan dan Perikanan Papua serta KKP yang sudah membangun fasilitas Kalamo.
Selain Kalamo, KKP juga menyiapkan petugas pendamping dalam memfasilitasi pembentukan wadah koperasi yang diberi nama Koperasi Samber Binyeri Maju guna mengelola dengan baik hasil ikan tangkapan di laut.
Dengan demikian, nelayan tidak perlu memikirkan pemasaran hasil tangkapannya, sehingga bisa lebih fokus untuk mencari ikan di laut. Ikan tangkapan nelayan Binyeri selama ini hanya dijual ke pasar ikan setempat.
Fasilitas Kalamo
Pembangunan Kampung Nelayan Modern di Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua, menghabiskan anggaran sekitar Rp22 miliar dari APBN 2023.
KKP dalam membangun Kalamo Samber-Binyeri telah menyiapkan fasilitas utama seperti dermaga untuk tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner, ruang penyimpanan dingin (cold storage), shelter pendaratan ikan, kios perbekalan hingga dock yard.
Fasilitas pendukung Kalamo yang disiapkan di antaranya berupa balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) hingga kantor pengelola Kalamo.
Untuk menambah keindahan kampung nelayan di pesisir Kampung Binyeri dibangun pula gapura, perbaikan jalan, gardu listrik, stasiun pengisian bahan bakar bagi nelayan (SPBU).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Papua, Iman Djuniawal, menyatakan bahwa Kampung Nelayan Samber-Binyeri Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor bakal menjadi percontohan kampung nelayan modern di wilayah Tanah Papua.
Kalamo Samber-Binyeri di Papua ini telah dilengkapi dengan sejumlah fasilitas utama seperti dermaga tambatan kapal, pabrik es, sentra kuliner serta fasilitas lain mencakup balai pelatihan, instalasi air bersih, drainase, penerangan jalan, instalasi pengelolaan air limbah, kantor pengelola kampung nelayan.
Kehadiran Kalamo Samber-Binyeri Biak diharapkan dapa meningkatkan perekonomian keluarga nelayan lokal orang asli di Papua dan pada gilirannya juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat pada umumnya.
Pemprov Papua melalui DKP memberikan apresiasi atas beroperasinya pembangunan kampung nelayan modern di Kabupaten Biak Numfor. Hadirnya kampung nelayan modern di Papua, diharapkan ke depan akan dapat menjadi sentra kegiatan ekspor ikan tuna segar ke berbagai negara tujuan.
Pengelolaan Kalamo
Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Papua meminta jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk memperhatikan perawatan pengelolaan Kalamo Binyeri-Samber. Infrastruktur yang dimiliki Kalamo Samber-Binyeri harus senantiasa dirawat dengan baik supaya lebih awet.
Selain itu, Presiden Jokowi minta perhatian keterampilan nelayan orang asli Papua di Kampung Nelayan Modern terus ditingkatkan sehingga dapat mengelola ikan hasil tangkapannya serta bisa bersaing di pasar dalam dan luar negeri.
Dari sisi nilai ekonomi, dengan beroperasinya kampung nelayan modern di Biak, Papua, yang berbasis koperasi ini dapat menurunkan harga es batu setengah harga dari harga normal Rp1.600 per kilo menjadi Rp800 saja.
Penghasilan yang didapat lembaga pengelolaan Kalamo diharapkan dapat membiayai kebutuhan operasional seperti membayar listrik, air bersih dan gaji karyawan pengelola. Jika telah beroperasi dengan baik, maka dapat direplikasi di daerah lain.
Bupati Herry Ario Naap mengakui bahwa pembangunan fasilitas lengkap Kalamo Samber-Binyeri sangat menguntungkan masyarakat orang asli Papua setempat. Apalagi Kalamo di Samber-Binyeri, sudah dibangun dengan berbagai fasilitas penunjang sehingga akan memberikan peningkatan penghasilan bagi nelayan. l
Kalamo diharapkan dapat menjadi pusat studi pengetahuan sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Biak Numfor. Keberadaan Kalamo Binyeri-Samber diharapkan juga bisa menjadi penyuplai kebutuhan ikan ekspor bagi Kabupaten Biak Numfor sebagai pintu terdepan memantapkan kemaritiman Indonesia di Pasifik.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meningkatkan kesejahteraan OAP melalui kampung nelayan modern