Jayapura (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Papua dalam waktu dekat melakukan skrining terhadap penyakit tuberkulosis (TBC) secara massal di daerah itu bersamaan dengan skrining HIV/AIDS, kusta dan malaria.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Jayapura Yusnita Pabeno di Jayapura, Rabu, mengatakan skrining massal TBC, HIV/AIDS, kusta dan malaria rencananya akan dilakukan di 30 lokasi.
"Kami sementara ini tengah melakukan asesmen lokasi mana yang akan dijadikan pusat pemeriksaan," katanya.
Menurut Yusnita, pihaknya juga sudah menerima masukan dari masyarakat untuk lokasi-lokasi yang memang rentan terhadap penyakit-penyakit tersebut.
"Sudah ada lima lokasi yang kami akan melakukan skrining dan kami masih melakukan asesmen lokasi lain," ujarnya.
Dia menjelaskan, penanganan TBC di Kota Jayapura sangat mudah diintervensi karena hanya ada lima distrik, yang mana jika dapat dilakukan dengan kerja sama semua instansi terkait, maka kasus tersebut dapat ditangani dengan baik.
"Karena tahun ini kami ditargetkan menemukan sebanyak 4.000 kasus TBC, jadi kami terus berupaya karena sampai Desember 2023 kami baru menemukan sebanyak 2.000 kasus," katanya lagi.
Dia menambahkan, pihaknya berharap pelaksanaan skrining TBC secara massal yang dikolaborasikan dengan HIV/AIDS, kusta dan malaria dapat mengurangi penularan penyakit-penyakit itu di Kota Jayapura.
"Karena memang kebanyakan orang di Kota Jayapura merupakan pekerja dari luar daerah yang dikontrak per tahun, kemudian kembali ke daerah asal, begitu juga dengan mahasiswa yang berasal dari dari Kota Jayapura," ujarnya.
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Jayapura Yusnita Pabeno di Jayapura, Rabu, mengatakan skrining massal TBC, HIV/AIDS, kusta dan malaria rencananya akan dilakukan di 30 lokasi.
"Kami sementara ini tengah melakukan asesmen lokasi mana yang akan dijadikan pusat pemeriksaan," katanya.
Menurut Yusnita, pihaknya juga sudah menerima masukan dari masyarakat untuk lokasi-lokasi yang memang rentan terhadap penyakit-penyakit tersebut.
"Sudah ada lima lokasi yang kami akan melakukan skrining dan kami masih melakukan asesmen lokasi lain," ujarnya.
Dia menjelaskan, penanganan TBC di Kota Jayapura sangat mudah diintervensi karena hanya ada lima distrik, yang mana jika dapat dilakukan dengan kerja sama semua instansi terkait, maka kasus tersebut dapat ditangani dengan baik.
"Karena tahun ini kami ditargetkan menemukan sebanyak 4.000 kasus TBC, jadi kami terus berupaya karena sampai Desember 2023 kami baru menemukan sebanyak 2.000 kasus," katanya lagi.
Dia menambahkan, pihaknya berharap pelaksanaan skrining TBC secara massal yang dikolaborasikan dengan HIV/AIDS, kusta dan malaria dapat mengurangi penularan penyakit-penyakit itu di Kota Jayapura.
"Karena memang kebanyakan orang di Kota Jayapura merupakan pekerja dari luar daerah yang dikontrak per tahun, kemudian kembali ke daerah asal, begitu juga dengan mahasiswa yang berasal dari dari Kota Jayapura," ujarnya.