Sentani (ANTARA) - Tokoh Adat Papua Yanto Eluay mengharapkan ondofolo atau pemimpin adat berperan menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah adatnya.
“Kita ini semua adalah masyarakat Indonesia, sehingga sebagai pemimpin adat di wilayah yang saudara-saudara Nusantara tempati wajib dijaga dan dilindungi,” katanya di Sentani, Selasa.
Dalam Sila ke-5 Pancasila disebutkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kata dia, maka masyarakat asli Papua pun mengharapkan hal itu.
“Masyarakat Papua pun mengharapkan keadilan sosial supaya merasa dihargai oleh negara ini. Orang Papua begitu baik mau menerima dengan tangan terbuka saudara-saudara kami dari luar,” ujarnya.
Dia menjelaskan sebagai insan Pancasila yang hidup di Papua wajib menghargai masyarakat asli pemilik hak ulayat.
“Di Papua itu ada tuan rumahnya, sama juga seperti saya tinggal di Sulawesi, Jawa, maka saya harus menghargai masyarakat setempat. Ini yang coba harus ditingkatkan di Kabupaten Jayapura dan Papua secara luas,” katanya.
Dia menambahkan Kabupaten Jayapura dan Papua secara umum merupakan rumah bersama seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
“Toleransi, saling menghargai harus terus dipupuk dengan baik di sini, sehingga ketenteraman dan kedamaian akan terus tercipta,” ujarnya.
Pernyataan ini disampaikan Yanto Eluay untuk menjaga kamtibmas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 di wilayah Kabupaten Jayapura, mengingat insiden di Kampung Karya Bumi Besum, Namblong dimana ada pertikaian dua kampung di Distrik Demta dan insiden saat pengantaran jenazah Lukas Enembe yang menyebabkan kerugian harta benda dan kehilangan nyawa.
“Kita ini semua adalah masyarakat Indonesia, sehingga sebagai pemimpin adat di wilayah yang saudara-saudara Nusantara tempati wajib dijaga dan dilindungi,” katanya di Sentani, Selasa.
Dalam Sila ke-5 Pancasila disebutkan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kata dia, maka masyarakat asli Papua pun mengharapkan hal itu.
“Masyarakat Papua pun mengharapkan keadilan sosial supaya merasa dihargai oleh negara ini. Orang Papua begitu baik mau menerima dengan tangan terbuka saudara-saudara kami dari luar,” ujarnya.
Dia menjelaskan sebagai insan Pancasila yang hidup di Papua wajib menghargai masyarakat asli pemilik hak ulayat.
“Di Papua itu ada tuan rumahnya, sama juga seperti saya tinggal di Sulawesi, Jawa, maka saya harus menghargai masyarakat setempat. Ini yang coba harus ditingkatkan di Kabupaten Jayapura dan Papua secara luas,” katanya.
Dia menambahkan Kabupaten Jayapura dan Papua secara umum merupakan rumah bersama seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
“Toleransi, saling menghargai harus terus dipupuk dengan baik di sini, sehingga ketenteraman dan kedamaian akan terus tercipta,” ujarnya.
Pernyataan ini disampaikan Yanto Eluay untuk menjaga kamtibmas menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 14 Februari 2024 di wilayah Kabupaten Jayapura, mengingat insiden di Kampung Karya Bumi Besum, Namblong dimana ada pertikaian dua kampung di Distrik Demta dan insiden saat pengantaran jenazah Lukas Enembe yang menyebabkan kerugian harta benda dan kehilangan nyawa.