Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Papua akan memberikan program makanan tambahan di 22 Puskesmas dan 139 Posyandu yang tersebar di 139 kampung dan lima kelurahan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang saat dihubungi ANTARA di Sentani, Minggu mengatakan makanan tambahan ini termasuk dalam program penanganan stunting di 2024.
“Pemerintah Kabupaten Jayapura masih akan terus melakukan pengawalan terhadap penanganan stunting, salah satu cara untuk menekan angkanya yaitu dengan pemberian makanan tambahan,” katanya.
Menurut Edward, makanan tambahan yang akan diberikan kepada balita di Puskesmas maupun Posyandu yaitu berbahan lokal tetapi mempunyai kandungan gizi yang seimbang.
“Jadi kader-kader PKK akan membantu tenaga kesehatan untuk menyiapkan olahan makanan tambahan berbahan dasar lokal seperti sagu, jagung, ubi-ubian maupun hasil ikan laut maupun danau,” ujarnya.
Dia menjelaskan target nasional prevalensi stunting atau pertumbuhan lambat itu di angka 14 persen, dan Kabupaten Jayapura hingga saat ini angka prevalensi stunting tercatat 11,2 persen.
“Tentu ini menunjukkan grafik yang baik dalam penanganan stunting di Indonesia terutama di Kabupaten Jayapura, Papua,” katanya.
Dia menambahkan 2024 pihaknya masih akan melakukan aksi-aksi untuk menurunkan angka stunting sehingga bisa terus mengurangi angka stunting saat ini.
“Untuk mengejar target ini kami tidak bekerja sendiri melainkan dukungan dari lintas sektor yang ada di Kabupaten Jayapura, yang sama-sama mempunyai misi dalam penanganan stunting,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Edward Sihotang saat dihubungi ANTARA di Sentani, Minggu mengatakan makanan tambahan ini termasuk dalam program penanganan stunting di 2024.
“Pemerintah Kabupaten Jayapura masih akan terus melakukan pengawalan terhadap penanganan stunting, salah satu cara untuk menekan angkanya yaitu dengan pemberian makanan tambahan,” katanya.
Menurut Edward, makanan tambahan yang akan diberikan kepada balita di Puskesmas maupun Posyandu yaitu berbahan lokal tetapi mempunyai kandungan gizi yang seimbang.
“Jadi kader-kader PKK akan membantu tenaga kesehatan untuk menyiapkan olahan makanan tambahan berbahan dasar lokal seperti sagu, jagung, ubi-ubian maupun hasil ikan laut maupun danau,” ujarnya.
Dia menjelaskan target nasional prevalensi stunting atau pertumbuhan lambat itu di angka 14 persen, dan Kabupaten Jayapura hingga saat ini angka prevalensi stunting tercatat 11,2 persen.
“Tentu ini menunjukkan grafik yang baik dalam penanganan stunting di Indonesia terutama di Kabupaten Jayapura, Papua,” katanya.
Dia menambahkan 2024 pihaknya masih akan melakukan aksi-aksi untuk menurunkan angka stunting sehingga bisa terus mengurangi angka stunting saat ini.
“Untuk mengejar target ini kami tidak bekerja sendiri melainkan dukungan dari lintas sektor yang ada di Kabupaten Jayapura, yang sama-sama mempunyai misi dalam penanganan stunting,” ujarnya.