Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Papua, memberikan makanan tambahan kepada 57 balita di daerah setempat guna mencegah stunting pada 2024.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Sentani, Kamis, mengatakan pemberian makanan tambahan ini dikhususkan untuk balita di Distrik Waibu.
“Bantuan pemberian makanan tambahan kepada Distrik Waibu, karena tercatat pada 2023 terdapat 57 balita atau 10,23 persen total balita di Kabupaten Jayapura terindikasi terdampak stunting,” katanya.
Menurut Edward Sihotang, pada 2024 pihaknya masih terus memprogramkan penanganan stunting melalui posyandu yang tersebar di 139 kampung, lima kelurahan di Kabupaten Jayapura.
“Angka prevalensi stunting sampai dengan Desember 2023 berada di 11,2 persen, tentu ini lebih rendah dari target prevalensi nasional yang berada di angka 14 persen,” ujarnya.
Selain 22 puskesmas yang dikerahkan langsung dalam penanganan stunting, pihaknya juga didukung oleh 227 posyandu di 139 kampung dan lima kelurahan di daerah setempat.
“Kami berharap melalui program pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita di setiap puskesmas dan posyandu, maka angka prevalensi stunting terus mengalami penurunan dari angka saat ini,” katanya.
Dia menambahkan dukungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain juga ikut berperan dalam menekan angka prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura di tahun ini.
“Kami sangat berharap dengan sinergitas semua OPD dalam penanganan stunting maka tahun ini angka prevalensi stunting lebih rendah dari target nasional atau berada di 14 persen sesuai target pemerintah pusat,” ujarnya.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Jayapura Edward Sihotang di Sentani, Kamis, mengatakan pemberian makanan tambahan ini dikhususkan untuk balita di Distrik Waibu.
“Bantuan pemberian makanan tambahan kepada Distrik Waibu, karena tercatat pada 2023 terdapat 57 balita atau 10,23 persen total balita di Kabupaten Jayapura terindikasi terdampak stunting,” katanya.
Menurut Edward Sihotang, pada 2024 pihaknya masih terus memprogramkan penanganan stunting melalui posyandu yang tersebar di 139 kampung, lima kelurahan di Kabupaten Jayapura.
“Angka prevalensi stunting sampai dengan Desember 2023 berada di 11,2 persen, tentu ini lebih rendah dari target prevalensi nasional yang berada di angka 14 persen,” ujarnya.
Selain 22 puskesmas yang dikerahkan langsung dalam penanganan stunting, pihaknya juga didukung oleh 227 posyandu di 139 kampung dan lima kelurahan di daerah setempat.
“Kami berharap melalui program pemberian makanan tambahan kepada bayi dan balita di setiap puskesmas dan posyandu, maka angka prevalensi stunting terus mengalami penurunan dari angka saat ini,” katanya.
Dia menambahkan dukungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain juga ikut berperan dalam menekan angka prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura di tahun ini.
“Kami sangat berharap dengan sinergitas semua OPD dalam penanganan stunting maka tahun ini angka prevalensi stunting lebih rendah dari target nasional atau berada di 14 persen sesuai target pemerintah pusat,” ujarnya.