Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua mengharapkan masyarakat dapat meningkatkan pola hidup bersih untuk menjaga kesehatan dari berbagai penyakit.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura Khairul Lie di Jayapura, Kamis mengatakan pola hidup bersih itu dimulai dari dalam keluarga, barulah dalam dipraktikkan di lingkungan sekitar.
“Hidup bersih itu bagaimana orang tua mengajarkan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya,” katanya.
Menurut Khairul, berbagai penyakit seperti malaria, tipes, demam berdarah itu berawal dari lingkungan tempat tinggal yang kotor.
“Anak itu perilakunya bisa kita atur sejak dini, bagaimana dia hidup dan berkembang dengan pola pikir yang bagus dan itu harus ditanamkan sejak mereka kecil,” ujarnya.
Dia menjelaskan terjadi kenaikan jumlah kasus malaria dari 24 ribu di 2022 menjadi 40 ribu pada 2023 sehingga menjadi catatan penting dengan harapan pada 2024 angka kasus malaria dapat ditekan.
“Untuk menangani malaria di 139 kampung dan lima kelurahan maka kami telah melatih kurang lebih 300 kader malaria untuk membantu pelayanan malaria dari rumah ke rumah,” katanya.
Dia menambahkan kepada masyarakat ketika mengalami gejala demam untuk segera memeriksakan kesehatannya ke puskesmas terdekat sehingga penanganan nya secepatnya teratasi.
“Petugas kami di puskesmas selalu siaga dalam pelayanan kepada masyarakat, sehingga kalau merasa kesehatannya kurang baik supaya bisa ke puskesmas atau pustu untuk mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Jumlah puskesmas hingga akhir 2023 berjumlah 22 dan jumlah puskesmas pembantu (pustu) sebanyak 80-an yang tersebar di 19 distrik dan 139 kampung, lima kelurahan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura Khairul Lie di Jayapura, Kamis mengatakan pola hidup bersih itu dimulai dari dalam keluarga, barulah dalam dipraktikkan di lingkungan sekitar.
“Hidup bersih itu bagaimana orang tua mengajarkan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan, membuang sampah pada tempatnya,” katanya.
Menurut Khairul, berbagai penyakit seperti malaria, tipes, demam berdarah itu berawal dari lingkungan tempat tinggal yang kotor.
“Anak itu perilakunya bisa kita atur sejak dini, bagaimana dia hidup dan berkembang dengan pola pikir yang bagus dan itu harus ditanamkan sejak mereka kecil,” ujarnya.
Dia menjelaskan terjadi kenaikan jumlah kasus malaria dari 24 ribu di 2022 menjadi 40 ribu pada 2023 sehingga menjadi catatan penting dengan harapan pada 2024 angka kasus malaria dapat ditekan.
“Untuk menangani malaria di 139 kampung dan lima kelurahan maka kami telah melatih kurang lebih 300 kader malaria untuk membantu pelayanan malaria dari rumah ke rumah,” katanya.
Dia menambahkan kepada masyarakat ketika mengalami gejala demam untuk segera memeriksakan kesehatannya ke puskesmas terdekat sehingga penanganan nya secepatnya teratasi.
“Petugas kami di puskesmas selalu siaga dalam pelayanan kepada masyarakat, sehingga kalau merasa kesehatannya kurang baik supaya bisa ke puskesmas atau pustu untuk mendapatkan penanganan,” ujarnya.
Jumlah puskesmas hingga akhir 2023 berjumlah 22 dan jumlah puskesmas pembantu (pustu) sebanyak 80-an yang tersebar di 19 distrik dan 139 kampung, lima kelurahan.