Jayapura (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura, Papua membentuk kampung/desa tangguh bencana (Destana) di daerah itu sebagai tindak lanjut dari program ketangguhan masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.
Kepala BPBD Kota Jayapura Asep Khalid di Jayapura, Rabu, mengatakan ada enam wilayah yang menjadi lokus untuk dijadikan sebagai desa tangguh yakni di Kelurahan Tanjung Ria, Kelurahan Mandala dan Kelurahan Bhayangkara.
"Kemudian di Kelurahan Hamadi dan Kampung Skouw Mabo serta Kampung Holtekamp yang dijadikan sebagai desa tangguh bencana," katanya.
Menurut Asep, program ketangguhan masyarakat dari BNPB pusat tersebut artinya setiap daerah memberikan sosialisasi kepada warga tentang bagaimana mengevakuasi mandiri saat terjadi bencana.
"Sehingga warga sudah mengetahui bagaimana cara yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri ketika bencana terjadi tanpa menunggu bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Dia menjelaskan selain itu juga di setiap wilayah yang dijadikan sebagai lokus tersebut akan dipasang rambu jalur evakuasi dan juga pembuatan dokumen risiko bencana serta mitigasi kebencanaan.
"Untuk Pemerintah Kota Jayapura telah menjalankan program ini pada 2023 sampai saat ini sehingga diharapkan masyarakat sudah sangat memahami dan mengetahui jalur evakuasi saat bencana," katanya lagi.
Dia menambahkan program tersebut lebih kepada penanganan bencana tsunami sehingga daerah yang pilih sebagai ialah wilayah yang berbeda di pinggiran pantai.
"Sehingga kami juga akan menambah pemasangan sirene peringatan tsunami di enam lokus tersebut," ujarnya.
Kepala BPBD Kota Jayapura Asep Khalid di Jayapura, Rabu, mengatakan ada enam wilayah yang menjadi lokus untuk dijadikan sebagai desa tangguh yakni di Kelurahan Tanjung Ria, Kelurahan Mandala dan Kelurahan Bhayangkara.
"Kemudian di Kelurahan Hamadi dan Kampung Skouw Mabo serta Kampung Holtekamp yang dijadikan sebagai desa tangguh bencana," katanya.
Menurut Asep, program ketangguhan masyarakat dari BNPB pusat tersebut artinya setiap daerah memberikan sosialisasi kepada warga tentang bagaimana mengevakuasi mandiri saat terjadi bencana.
"Sehingga warga sudah mengetahui bagaimana cara yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri ketika bencana terjadi tanpa menunggu bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Dia menjelaskan selain itu juga di setiap wilayah yang dijadikan sebagai lokus tersebut akan dipasang rambu jalur evakuasi dan juga pembuatan dokumen risiko bencana serta mitigasi kebencanaan.
"Untuk Pemerintah Kota Jayapura telah menjalankan program ini pada 2023 sampai saat ini sehingga diharapkan masyarakat sudah sangat memahami dan mengetahui jalur evakuasi saat bencana," katanya lagi.
Dia menambahkan program tersebut lebih kepada penanganan bencana tsunami sehingga daerah yang pilih sebagai ialah wilayah yang berbeda di pinggiran pantai.
"Sehingga kami juga akan menambah pemasangan sirene peringatan tsunami di enam lokus tersebut," ujarnya.