Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, akan mengembangkan program teknologi pertanian Internet of Things Pertanian Digital (I-PADI) di lahan seluas 10 hektare.
Sebelumnya, I-PADI sudah diujicobakan di Distrik Nimboran, Nimbokrang, dan Namblong dengan komoditas unggulan seperti cabai, jagung, dan padi dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayapura Gustaf Griapon di Sentani, Papua, Kamis, mengatakan program uji coba pertama di lahan seluas 3 ha telah berhasil dan akan ditingkatkan ke lahan pertanian seluas 10 hektare.
"Saat awal ujicoba itu kita pakai lahan tidak sampai tiga hektare, setelah hasilnya ada dan masyarakat menyaksikan sendiri, maka mereka memberikan lahan mereka untuk ditanam cabai, jagung, dan padi dengan menggunakan teknologi I-PADI," katanya.
Bahkan, menurut Griapon, untuk komoditas jagung, pihaknya diminta mencari pasar jagung kering dengan harga Rp5.000 per kilogramnya.
"Tentu sebagai dinas yang memprakarsai hal ini, merasa senang dan bangga dengan hasil yang didapat dari penerapan teknologi ini," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk saat ini pihaknya masih fokus pengembangan I-PADI di Distrik Nimboran, Nimbokrang, dan Namblong.
"Khusus untuk di Nimboran, pihaknya menggunakan lokasi SMK Pertanian Negeri 2 sebagai ikon pemberdayaan untuk masyarakat asli Papua setempat," katanya.
Dia menambahkan keberhasilan I-PADI yang telah diterapkan masyarakat, supaya dapat diadopsi penerapannya oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura.
"I-PADI ini sebagai contoh teknologi yang digabungkan dengan ilmu pertanian dan perkebunan di Indonesia dalam penerapan di lapangan untuk sebuah hasil yang optimal," ujarnya.
Sebelumnya, I-PADI sudah diujicobakan di Distrik Nimboran, Nimbokrang, dan Namblong dengan komoditas unggulan seperti cabai, jagung, dan padi dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayapura Gustaf Griapon di Sentani, Papua, Kamis, mengatakan program uji coba pertama di lahan seluas 3 ha telah berhasil dan akan ditingkatkan ke lahan pertanian seluas 10 hektare.
"Saat awal ujicoba itu kita pakai lahan tidak sampai tiga hektare, setelah hasilnya ada dan masyarakat menyaksikan sendiri, maka mereka memberikan lahan mereka untuk ditanam cabai, jagung, dan padi dengan menggunakan teknologi I-PADI," katanya.
Bahkan, menurut Griapon, untuk komoditas jagung, pihaknya diminta mencari pasar jagung kering dengan harga Rp5.000 per kilogramnya.
"Tentu sebagai dinas yang memprakarsai hal ini, merasa senang dan bangga dengan hasil yang didapat dari penerapan teknologi ini," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk saat ini pihaknya masih fokus pengembangan I-PADI di Distrik Nimboran, Nimbokrang, dan Namblong.
"Khusus untuk di Nimboran, pihaknya menggunakan lokasi SMK Pertanian Negeri 2 sebagai ikon pemberdayaan untuk masyarakat asli Papua setempat," katanya.
Dia menambahkan keberhasilan I-PADI yang telah diterapkan masyarakat, supaya dapat diadopsi penerapannya oleh Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura dan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura.
"I-PADI ini sebagai contoh teknologi yang digabungkan dengan ilmu pertanian dan perkebunan di Indonesia dalam penerapan di lapangan untuk sebuah hasil yang optimal," ujarnya.