Timika (ANTARA) - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah mengharapkan PT Freeport Indonesia (PTFI) yang beroperasi di daerah ini dapat terus membina para pekerja orang asli Papua (OAP) dengan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika Paulus Yanengga di Timika, Sabtu, mengatakan PTFI telah membuka program pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) guna membina dan mengembangkan keterampilan OAP di daerah ini.
"Banyak perkembangan yang terlihat dalam kurun waktu 30 tahun belakangan ini, dan program pelatihan IPN menjadi jawaban tentang kontribusi PTFI di Papua," katanya.
Dia mengingatkan peserta pelatihan di IPN untuk selalu disiplin, bertanggung jawab, dan mengikuti proses ini hingga selesai.
"Saya harap dengan adanya pelatihan ini, jangan sampai ada OAP yang terkena PHK, jangan sampai anak-anak kami dilatih tetapi dikeluarkan," ujarnya.
Senior Vice President Community Development PTFI Nathan Kum menjelaskan program IPN ini sempat vakum selama 3-4 tahun belakangan serta proses penjaringan peserta dilakukan cukup lama yakni akhir 2023.
"Proses penjaringan ini telah berjalan dan menghabiskan waktu empat bulan, program IPN ini dapat berjalan karena ada dukungan dari berbagai pihak seperti Lemasa dan Lemasko," katanya.
Dia menambahkan setelah empat tahun tidak merekrut peserta pelatihan, IPN kembali membuka pelatihan di IPN, program apprentice angkatan 2024.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari tokoh masyarakat, sebab PTFI tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan, agar program ini dapat berjalan," ujarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mimika Paulus Yanengga di Timika, Sabtu, mengatakan PTFI telah membuka program pelatihan di Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) guna membina dan mengembangkan keterampilan OAP di daerah ini.
"Banyak perkembangan yang terlihat dalam kurun waktu 30 tahun belakangan ini, dan program pelatihan IPN menjadi jawaban tentang kontribusi PTFI di Papua," katanya.
Dia mengingatkan peserta pelatihan di IPN untuk selalu disiplin, bertanggung jawab, dan mengikuti proses ini hingga selesai.
"Saya harap dengan adanya pelatihan ini, jangan sampai ada OAP yang terkena PHK, jangan sampai anak-anak kami dilatih tetapi dikeluarkan," ujarnya.
Senior Vice President Community Development PTFI Nathan Kum menjelaskan program IPN ini sempat vakum selama 3-4 tahun belakangan serta proses penjaringan peserta dilakukan cukup lama yakni akhir 2023.
"Proses penjaringan ini telah berjalan dan menghabiskan waktu empat bulan, program IPN ini dapat berjalan karena ada dukungan dari berbagai pihak seperti Lemasa dan Lemasko," katanya.
Dia menambahkan setelah empat tahun tidak merekrut peserta pelatihan, IPN kembali membuka pelatihan di IPN, program apprentice angkatan 2024.
"Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari tokoh masyarakat, sebab PTFI tidak dapat bekerja sendiri dan membutuhkan dukungan, agar program ini dapat berjalan," ujarnya.