Biak (ANTARA) - Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor, Papua, pada 2024 menggandeng dua investor perikanan dalam negeri untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan di daerah setempat melalui wadah koperasi.
"Dua investor dalam negeri yang sudah siap membeli produk ikan nelayan Biak yakni PT Perikanan Nusantara Jaya dan PT Pindad Logistik Internasional," ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa di Biak, Jumat.
Ia mengatakan untuk membeli ikan nelayan di area Kampung Nelayan Modern (kalamo) Samber-Binyeri dilakukan PT Perikanan Nusantara Jaya bermitra dengan Koperasi Nelayan Kalamo Samber-Binyeri.
Sedangkan investor PT Pindad Internasional Logistik, lanjut Effendi, telah bekerja sama dengan PT Pelindo 4 dengan menyiapkan unit pengolahan ikan di Biak.
Ia berharap ikan hasil tangkapan nelayan tetap dijaga kualitasnya supaya dapat dibeli investor melalui wadah koperasi nelayan setempat.
Effendi menyebutkan dengan adanya pembeli ikan tangkapan nelayan maka tidak perlu lagi untuk dijual ke Pasar Ikan Fandoi Distrik Biak Kota.
"Berapapun banyaknya hasil ikan tangkapan nelayan yang dijual ke Koperasi Nelayan Samber-Binyeri akan dibeli," katanya.
Secara terpisah, Ketua Kelompok Nelayan Rarsiabori Distrik Yendidori O.Meokbun berterima kasih kepada pemerintah karena telah mencarikan perusahaan perikanan menampung hasil ikan nelayan orang asli Papua.
"Ikan tangkapan nelayan untuk bibit tuna dibeli Rp14 ribu/kg sedangkan untuk ikan cakalang sebesar Rp9.000/kg," katanya.
Sedangkan untuk biaya operasional melaut setiap hari dikeluarkan nelayan berkisar Rp500 ribu sekali melaut sedangkan hasil penjualan ikan capai Rp1 jutaan hingga Rp2 juta/hari tergantung kondisi cuaca.
"Dua investor dalam negeri yang sudah siap membeli produk ikan nelayan Biak yakni PT Perikanan Nusantara Jaya dan PT Pindad Logistik Internasional," ujar Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa di Biak, Jumat.
Ia mengatakan untuk membeli ikan nelayan di area Kampung Nelayan Modern (kalamo) Samber-Binyeri dilakukan PT Perikanan Nusantara Jaya bermitra dengan Koperasi Nelayan Kalamo Samber-Binyeri.
Sedangkan investor PT Pindad Internasional Logistik, lanjut Effendi, telah bekerja sama dengan PT Pelindo 4 dengan menyiapkan unit pengolahan ikan di Biak.
Ia berharap ikan hasil tangkapan nelayan tetap dijaga kualitasnya supaya dapat dibeli investor melalui wadah koperasi nelayan setempat.
Effendi menyebutkan dengan adanya pembeli ikan tangkapan nelayan maka tidak perlu lagi untuk dijual ke Pasar Ikan Fandoi Distrik Biak Kota.
"Berapapun banyaknya hasil ikan tangkapan nelayan yang dijual ke Koperasi Nelayan Samber-Binyeri akan dibeli," katanya.
Secara terpisah, Ketua Kelompok Nelayan Rarsiabori Distrik Yendidori O.Meokbun berterima kasih kepada pemerintah karena telah mencarikan perusahaan perikanan menampung hasil ikan nelayan orang asli Papua.
"Ikan tangkapan nelayan untuk bibit tuna dibeli Rp14 ribu/kg sedangkan untuk ikan cakalang sebesar Rp9.000/kg," katanya.
Sedangkan untuk biaya operasional melaut setiap hari dikeluarkan nelayan berkisar Rp500 ribu sekali melaut sedangkan hasil penjualan ikan capai Rp1 jutaan hingga Rp2 juta/hari tergantung kondisi cuaca.