Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua menyebut prevalensi stunting di daerah itu pada tahun ini tercatat tinggal 6,1 persen atau sudah jauh berada di bawah target nasional yang sebesar 14 persen.
"Jajaran Pemkab Biak Numfor bersama Satuan Tugas Penurunan Stunting menargetkan angka stunting bisa turun hingga nol persen," ujar Plt Sekretaris Daerah Biak ZL Mailoa seusai membuka lokakarya mini percontohan penanganan stunting di Kabupaten Mimika dan Biak Numfor, Selasa.
Ia mengatakan, pencegahan stunting anak perlu mendapat perhatian dengan cara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus melakukan penimbangan badan anak hingga pemberian makanan bergizi di posyandu dan puskesmas.
Ia mengatakan, anak-anak harus mendapat asupan makanan sehat tambahan untuk pemenuhan gizi sehingga terbebas dari stunting.
Menurut dia, kasus anak stunting berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga, ketersediaan air bersih, dan pemenuhan makanan sehat.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay mengatakan pencegahan dan penanganan stunting butuh komitmen pemerintah daerah dan kerja sama yang baik antarorganisasi perangkat daerah.
"Tingkatkan koordinasi kerja antarinstansi dalam menekan stunting," ujarnya.
Ia berharap apa yang telah dilakukan Pemkab Biak Numfor yang melakukan delapan aksi konvergensi penanganan stunting dapat ditiru oleh daerah lain.
Berdasarkan data kasus stunting anak di Kabupaten Biak Numfor, Papua tercatat sebesar 6,1 persen atau sebanyak 485 anak.
"Jajaran Pemkab Biak Numfor bersama Satuan Tugas Penurunan Stunting menargetkan angka stunting bisa turun hingga nol persen," ujar Plt Sekretaris Daerah Biak ZL Mailoa seusai membuka lokakarya mini percontohan penanganan stunting di Kabupaten Mimika dan Biak Numfor, Selasa.
Ia mengatakan, pencegahan stunting anak perlu mendapat perhatian dengan cara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan tumbuh kembang anak. Orang tua juga harus melakukan penimbangan badan anak hingga pemberian makanan bergizi di posyandu dan puskesmas.
Ia mengatakan, anak-anak harus mendapat asupan makanan sehat tambahan untuk pemenuhan gizi sehingga terbebas dari stunting.
Menurut dia, kasus anak stunting berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga, ketersediaan air bersih, dan pemenuhan makanan sehat.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua Nerius Auparay mengatakan pencegahan dan penanganan stunting butuh komitmen pemerintah daerah dan kerja sama yang baik antarorganisasi perangkat daerah.
"Tingkatkan koordinasi kerja antarinstansi dalam menekan stunting," ujarnya.
Ia berharap apa yang telah dilakukan Pemkab Biak Numfor yang melakukan delapan aksi konvergensi penanganan stunting dapat ditiru oleh daerah lain.
Berdasarkan data kasus stunting anak di Kabupaten Biak Numfor, Papua tercatat sebesar 6,1 persen atau sebanyak 485 anak.