Sentani (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Papua, meminta Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) untuk terus memperhatikan kesehatan ibu hamil dan balita pada 139 kampung dan lima kelurahan.
“Kesehatan balita itu ditentukan bukan setelah lahir melainkan pada saat di dalam kandungan harus terus diperhatikan tentang asupan gizi yang dikonsumsi ibunya,” kata Penjabat Bupati Jayapura Semuel Siriwa di Sentani, Rabu.
Menurutnya, DP2KB menjadi koordinator dalam tim penurunan stunting di Kabupaten Jayapura.
“Maka dinas ini harus menjadi contoh atau kiblat dalam setiap program dan kegiatan yang dapat menurunkan prevalensi stunting tetap atau di bawah target nasional yakni 14 persen,” ujarnya.
Dia menjelaskan Kabupaten Jayapura dari intervensi yang dilakukan sejak Januari-Agustus 2024 membuahkan hasil dimana prevalensi stunting berada di angka 12,3 persen.
“Kami berharap angka ini tetap dipertahankan dengan intervensi kepada ibu hamil, menyusui dan balita berupa makanan tambahan,” katanya.
Dia menambahkan dengan potensi sumber daya alam (SDM) yang luar biasa di Kabupaten Jayapura seperti sagu, umbi-umbian, ikan danau, ikan laut bisa mendukung pencegahan stunting di daerah ini.
“Suami harus bertanggung jawab memberikan makanan bergizi kepada istrinya saat mengandung supaya bayi yang lahir benar-banar sehat dan bertumbuh sesuai dengan umur serta beratnya,” ujarnya.
DP2KB Kabupaten Jayapura menggelar diseminasi 1 audit kasus stunting atau AKS percepatan penurunan stunting daerah ini di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Rabu.
“Kesehatan balita itu ditentukan bukan setelah lahir melainkan pada saat di dalam kandungan harus terus diperhatikan tentang asupan gizi yang dikonsumsi ibunya,” kata Penjabat Bupati Jayapura Semuel Siriwa di Sentani, Rabu.
Menurutnya, DP2KB menjadi koordinator dalam tim penurunan stunting di Kabupaten Jayapura.
“Maka dinas ini harus menjadi contoh atau kiblat dalam setiap program dan kegiatan yang dapat menurunkan prevalensi stunting tetap atau di bawah target nasional yakni 14 persen,” ujarnya.
Dia menjelaskan Kabupaten Jayapura dari intervensi yang dilakukan sejak Januari-Agustus 2024 membuahkan hasil dimana prevalensi stunting berada di angka 12,3 persen.
“Kami berharap angka ini tetap dipertahankan dengan intervensi kepada ibu hamil, menyusui dan balita berupa makanan tambahan,” katanya.
Dia menambahkan dengan potensi sumber daya alam (SDM) yang luar biasa di Kabupaten Jayapura seperti sagu, umbi-umbian, ikan danau, ikan laut bisa mendukung pencegahan stunting di daerah ini.
“Suami harus bertanggung jawab memberikan makanan bergizi kepada istrinya saat mengandung supaya bayi yang lahir benar-banar sehat dan bertumbuh sesuai dengan umur serta beratnya,” ujarnya.
DP2KB Kabupaten Jayapura menggelar diseminasi 1 audit kasus stunting atau AKS percepatan penurunan stunting daerah ini di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Rabu.