Sentani (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua saat ini sedang berupaya mencari solusi guna menurunkan prevalensi stunting di bawah 14 persen.
Data terakhir awal September 2024 prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura berada di angka 13,3 persen.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Delila Mehue di Sentani, Rabu, mengatakan pihaknya terus memberikan sosialisasi tentang makanan bergizi dan pemberian makanan tambahan.
“Kami lakukan ini karena 1.006 balita di 19 distrik terindikasi mengalami stunting setelah dilakukan pemeriksaan dengan metode pengukuran,” katanya.
Menurutnya, setelah dilakukan pengukuran ribuan balita itu memiliki umur, berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan bersesuaian.
“Antara umur, berat dan tinggi tinggi badan tidak sesuai sehingga bisa terindikasi stunting, maka perlu pendampingan serius kepada orang tua dan bayi khususnya dalam pemberian makanan tambahan,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya tidak bekerja sendiri tetapi ada tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Jayapura yakni organisasi perangkat daerah (OPD) teknis.
“Setiap OPD menganggarkan dana untuk makanan tambahan disertai minuman bergizi kepada balita dan ibu menyusui supaya bayinya secepatnya kembali sempurna dengan tinggi, berat badan dan umur ideal,” katanya.
Dia mengimbau pasangan suami istri untuk memberikan perhatian serius perkembangan tumbuh kembang anak pada masa pertumbuhan.
“Berikanlah makanan-makanan bergizi supaya anak-anak tumbuh dengan masa optimal dan terhindar dari stunting atau penyakit semacamnya,” ujarnya.
Data terakhir awal September 2024 prevalensi stunting di Kabupaten Jayapura berada di angka 13,3 persen.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura Delila Mehue di Sentani, Rabu, mengatakan pihaknya terus memberikan sosialisasi tentang makanan bergizi dan pemberian makanan tambahan.
“Kami lakukan ini karena 1.006 balita di 19 distrik terindikasi mengalami stunting setelah dilakukan pemeriksaan dengan metode pengukuran,” katanya.
Menurutnya, setelah dilakukan pengukuran ribuan balita itu memiliki umur, berat dan tinggi badan tidak sesuai dengan bersesuaian.
“Antara umur, berat dan tinggi tinggi badan tidak sesuai sehingga bisa terindikasi stunting, maka perlu pendampingan serius kepada orang tua dan bayi khususnya dalam pemberian makanan tambahan,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya tidak bekerja sendiri tetapi ada tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Jayapura yakni organisasi perangkat daerah (OPD) teknis.
“Setiap OPD menganggarkan dana untuk makanan tambahan disertai minuman bergizi kepada balita dan ibu menyusui supaya bayinya secepatnya kembali sempurna dengan tinggi, berat badan dan umur ideal,” katanya.
Dia mengimbau pasangan suami istri untuk memberikan perhatian serius perkembangan tumbuh kembang anak pada masa pertumbuhan.
“Berikanlah makanan-makanan bergizi supaya anak-anak tumbuh dengan masa optimal dan terhindar dari stunting atau penyakit semacamnya,” ujarnya.