Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melibatkan empat penyandang disabilitas tuna netra menjadi peserta pelatihan diversifikasi pengelolaan sabut kelapa.
"Ini bukti keberpihakan program pemerintah untuk para penyandang disabilitas mengikuti pelatihan mengelola sabut kelapa," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Mailoa di Biak, Rabu.
Sekda menjelaskan potensi kelapa di sejumlah kampung dan distrik mudah tumbuh dan subur, sehingga sangat tepat diberikan pelatihan dan pendampingan supaya menambah keterampilan para disabilitas mengelola sabut kelapa menjadi beraneka macam hiasan rumah tangga.
"Saya harapkan peserta penyandang disabilitas yang menjadi peserta pelatihan diberikan perhatian khusus panitia penyelenggara kegiatan," katanya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Yubelius Usior menilai meskipun peserta disabilitas tuna netra punya penglihatan terbatas tetapi dalam keseharian mereka sudah melakukan aktivitas dengan memanfaatkan buah kelapa.
"Sehari-hari para disabilitas tuna netra biasa menjual sapu lidi, keset kaki hingga anyaman tas memanfaatkan dari buah kelapa," katanya.
Ia berharap setelah dari pelatihan ini bisa meningkatkan inovasi berbagai hiasan rumah dengan memanfaatkan pohon kelapa.
Usior berterima kasih dengan Kementerian Perindustrian serta Balai Pendidikan Pelatihan Industri Denpasar karena telah memberikan pendampingan diversifikasi pengelolaan sabut kelapa bagi industri kecil menengah di Kabupaten Biak Numfor.
"Semoga bisa berhasil meningkatkan kemampuan diri disabilitas meskipun ada kekurangan secara fisik tetapi tetap beraktivitas memproduksi aneka macam hiasan rumah dengan berbahan pohon kelapa.
"Ini bukti keberpihakan program pemerintah untuk para penyandang disabilitas mengikuti pelatihan mengelola sabut kelapa," ujar Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Mailoa di Biak, Rabu.
Sekda menjelaskan potensi kelapa di sejumlah kampung dan distrik mudah tumbuh dan subur, sehingga sangat tepat diberikan pelatihan dan pendampingan supaya menambah keterampilan para disabilitas mengelola sabut kelapa menjadi beraneka macam hiasan rumah tangga.
"Saya harapkan peserta penyandang disabilitas yang menjadi peserta pelatihan diberikan perhatian khusus panitia penyelenggara kegiatan," katanya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Yubelius Usior menilai meskipun peserta disabilitas tuna netra punya penglihatan terbatas tetapi dalam keseharian mereka sudah melakukan aktivitas dengan memanfaatkan buah kelapa.
"Sehari-hari para disabilitas tuna netra biasa menjual sapu lidi, keset kaki hingga anyaman tas memanfaatkan dari buah kelapa," katanya.
Ia berharap setelah dari pelatihan ini bisa meningkatkan inovasi berbagai hiasan rumah dengan memanfaatkan pohon kelapa.
Usior berterima kasih dengan Kementerian Perindustrian serta Balai Pendidikan Pelatihan Industri Denpasar karena telah memberikan pendampingan diversifikasi pengelolaan sabut kelapa bagi industri kecil menengah di Kabupaten Biak Numfor.
"Semoga bisa berhasil meningkatkan kemampuan diri disabilitas meskipun ada kekurangan secara fisik tetapi tetap beraktivitas memproduksi aneka macam hiasan rumah dengan berbahan pohon kelapa.