Jayapura (ANTARA) - Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara mengatakan, sebanyak 400 personel TNI-Polri disiagakan di Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, saat pembacaan keputusan sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi.
Memang benar sebanyak 400 personel saat ini disiagakan guna mengantisipasi terjadinya kembali pertikaian antar pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya usai putusan sengketa pilkada yang ditangani MK.
Selain disiagakan, personel gabungan juga melakukan patroli dengan berjalan kaki guna memberikan rasa aman kepada masyarakat, kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara kepada Antara , Senin.
Dihubungi dari Jayapura, Kuswara mengaku saat berpatroli, anggota melakukan dialog dengan warga yang dijumpai saat berjalan kaki.
Hingga saat ini situasi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya khususnya Mulia relatif aman dan terkendali.
"Situasi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya secara keseluruhan relatif terkendali," kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara.
Sementara itu salah satu warga Mulia, Herman mengaku warga saat ini memilih tinggal di dalam rumah saja karena takut terjadi kembali aksi saling serang antar kedua pendukung.
Bahkan para pedagang memilih menutup kiosnya guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kata Herman yang mengaku ASN di Pemda Puncak Jaya.
Pertikaian antar pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya yang terjadi tanggal 5 dan 12 Pebruari lalu telah menyebabkan dua orang meninggal dunia, 163 orang terluka dan 55 rumah dibakar.
Pilkada Serentak 2024 di Kabupaten Puncak Jaya diikuti dua pasangan calon bupati dan wakil bupati yakni pasangan Yuni Wonda-Mus Kogoya dan pasangan Miren Kogoya-Wendi yang dalam putusan MK memutuskan dilakukan rekapitulasi penghitungan suara ulang 22 distrik tanpa mengikut sertakan empat distrik yang bermasalah dan dilaksanakan KPU RI di Jakarta.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kapolres:400 personel TNI-Polri disiagakan di Mulia usai putusan MK