Jayapura (Antara Papua) - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah bersama sejumlah legislator lainnya mengunjungi Ibu Kota Provinsi Papua sejak Rabu pagi hingga malam ingin mencari berbagai masukkan tentang pembangunan di daerah tersebut.
"Ini adalah kunjungan kedua saya selama dalam dua kali reses. Yang pertama tentu saya lakukan di daerah pemilihan saya di NTB, yang kedua saya langsung putuskan berkunjung ke Papua karena saya sendiri berasal dari timur Indonesia," katanya usai dijamu makan malam oleh Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano di Kota Jayapura, Papua, Rabu malam.
"Tentunya, saya ingin mendengar lebih banyak dan berbicara kepada tokoh-tokoh lokal untuk mendalami problem yang ada disini, begitu," lanjutnya.
Kader partai berlambang padi dan bulan sabit asal NTB itu mengemukakan bahwa Ia telah bertemu dengan Gubernur Papua yang diwakili oleh Sekda Herry Dosinaen yang didampingi sejumlah asistennya.
Dimana dalam pertemuan tersebut pihaknya mendapatkan sejumlah gambaran dari pemerintah daerah terkait berbagai persoalan pembangunan yanga ada.
"Dan mudah-mudahan ini menjadi bahan untuk saya, dalam melaksanakan tugas saya berkomunikasi dengan Pemerintah Pusat, khususnya dengan Presiden Jokowi. Untuk mendapatkan, berikan masukan, bagaimana kita memandang kawasan timur Indonesia khususnya di Papua," katanya.
"Maka saya lebih banyak mendengar, contohnya dan itu saya sudah lakukan dari kemarin ketika pertemuan saya yang keenam dengan elemen-elemen masyarakat. Dan sebenarnya cukup banyak hal baru yang saya dapatkan, dan ini saya kira akan menjadi bahan bagi komunikasi saya, saya kira itu," katanya.
Mengenai Otsus Plus yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Papua ke parlemen namun belum mendapat prioritas utama untuk dibahas, Hamzah mengatakan jika hal itu perlu komunikasi yang intens.
"Saya mengusulkan agar ada komunikasi pemerintah itu lebih formil. Yah misalnya semua proposal kita tentang Otsus yang ada itu harusnya dibicarakan secara terbuka dan dibicarakan bukan sebagai agenda satu dua orang, tetapi agenda kita bersama," katanya.
Usulan Otsus Plus,lanjut Hamzah, masih perlu dibicarakan secara terbuka agar tidak ada kesan kepentingan kelompok tertentu yang diajukan secara diam-diam.
"Maka itu harus dibicarakan melalui jalur komunikasi politik yang formil yang ada, saya kira itu disetujui oleh pemerintah daerah dan kami berpikir, kami merencanakan untuk menjalankan dialog lanjutan untuk mendalami isu dan konsep dari otonomi yang menjadi aspirasi dari pemerintah daerah," katanya.
Terkait pertemuannya dengan sejumlah tokoh Papua seperti Sekertaris Jenderal Presidium Dewan Papua Thaha Alhamid (Sekjen PDP), Hamzah mengatakan bahwa Ia ingin mendengarkan aspirasi yang lebih jauh lagi dari kelompok lain.
"Iya, terus terang yah. Menurut saya ada banyak yang orang Jakarta yang belum tahu tentang Papua. Saya ingin menangkap suara yang lebih dalam dari yang pernah terdengar dan saya menemukan itu, kenyataan bahwa jarak antara Jakarta dengan Papua itu jauh sekali, terutama secara fisik, itulah yang menyebabkan terus muncul jarak yah," katanya.
Sehingga, lanjut Hamzah, hal itu harus dibangun jembatan yang banyak dalam definsi yang riil. "Kita harus membuka isolasi, kita harus membangun infrastruktur secara lebih agresif dan kita harus membangun forum-forum dialog yang salah satunya saya ingin agar etalase dari pembicarana Papua di Jakarta lebih banyak," katanya.
"Dan saya mengusulkan teman-teman (anak Papua) agar banyak yang menjadi pejabat pusat. Makanya saya terdorong untuk membuka agar yang sukses disini cobalah ke Jakarta dan kita bisa menjadi pejabat di Jakarta. Kemudian membuka komunikasi agar bisa berbicara dengan pemerintah di Jakarta. Inilah pola-pola yang kita kembangkan kedepan," katanya.(*)